Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Di Kabupaten Malang
Daftar Isi:
- Cabai rawit (Capsicum frustescens L.) adalah salah satu tanaman hortikultura yang tergolong keluarga Solanaceae yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman ini banyak digemari masyarakat Indonesia, karena dapat dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Kabupaten Malang likuid salah satu kabupaten sentra yang berkontribusi dalam produksi cabai rawit di Jawa Timur. Kabupaten Malang mengahasilkan 22,316 ton dari 250,007 ton produksi cabai rawit di Jawa Timur pada tahun 2015. Menurut Dinas Pertanian dan perkebunan Kabupaten Malang, pengembangan pertanian Hortikultura di Kabupaten Malang difokuskan utamanya pada komoditas mahasiwa yaitu komoditas cabai rawit. Keberhasilan budidaya tanaman cabai rawit sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim suatu tempat. Iklim merupakan salah satu komponen ekosistem yang menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan produksi pertanian karena sifatnya yang dinamis dan sulit dikendalikan. Perubahan iklim menjadi permasalahan nyata yang tidak bisa dihindarkan. Perubahan iklim yang terjadi dapat berpengaruh terhadap hasil tanaman cabai rawit yang diakibatkan perubahan curah hujan, suhu dan kelembaban. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan dan pengaruh antara curah hujan, suhu, kelembaban udara, dan luas panen dengan produktivitas tanaman cabai rawit. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Juli – November 2019 di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasi penelitian difokuskan pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Karangploso, Kecamatan Sumberpucung dan Kecamatan Pakis. Ketiga kecamatan tersebut memiliki stasiun iklim yaitu Kecamatan Karangploso dengan Stasiun Klimatologi Karangploso, Kecamatan Sumberpucung dengan Stasiun Geofisika Karangkates, dan Kecamatan Pakis dengan Stasiun Landasan Udara Abd. Shaleh. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner wawancara , data iklim (curah hujan, suhu, dan kelembaban) tahun 2003-2018 yang didapatkan dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Karangploso, Malang, data luas panen, dan produktivitas tanaman cabai rawit Kabupaten Malang tahun 2003-2018 yang didapatkan dari perbandingan data produksi dengan luas lahan bersumber dari dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang, serta hasil wawancara dengan 30 orang petani tanaman cabai rawit sebagai responden. Data unsur-unsur iklim dan data pertanian dianalisis menggunakan analisis korelasi dan regresi linear berganda dengan bantuan software Microsoft Excel 2013 dan SPSS 24. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara unsur-unsur iklim dengan data pertanian. Analisis regresi linear digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh unsur-unsur iklim terhadap produktivitas tanaman cabai rawit. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, hasil uji korelasi dan regresi antara unsur-unsur iklim (curah hujan, suhu, dan kelembaban) serta luas panen dengan produktivitas tanaman cabai rawit di Kabupaten Malang. Unsur iklim curah hujan dan suhu tidak memiliki hubungan nyata dengan produktivitas tanaman cabai rawit pada ketiga Kecamatan di Kabupaten Malang. Unsur iklim kelembaban udara yang memiliki hubungan nyata dengan produktivitas tanaman cabai rawit hanya pada Kecamatan Pakis. Kelembaban udara menjadi unsur iklim yang paling berpengaruh. Luas panen yang memiliki hubungan nyata dengan produktivitas tanaman cabai rawit hanya pada Kecamatan Pakis. Hasil regresi didapatkan model pendugaan produktivitas tanaman cabai rawit adalah Y= -8,849 + 0,057 (Luas panen) + 0,161 (Kelembaban Udara).