Pengaruh Taraf Naungan dan Pemangkasan Terhadap Produksi Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di UB Forest Malang
Main Author: | Sinaga, Andrey Pradana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181124/1/Andrey%20Pradana%20Sinaga.pdf http://repository.ub.ac.id/181124/ |
Daftar Isi:
- Kopi arabika adalah kopi yang paling banyak dikembangkan di Indonesia karena memiliki aroma dan cita rasa yang unik. Kopi arabika ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 mdpl dan di Indonesia dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000-1750 mdpl. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan (2017), pada tahun 2016 produksi kopi arabika sebesar 182.469 ton. Pada tahun 2017 produksi kopi mengalami penurunan menjadi 177.398 ton dan pada tahun 2018 mengalami kenaikan kembali menjadi 179.513 ton, sehingga dari tahun 2016 sampai 2017 produksi kopi mengalami hasil yang naik turun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi kopi adalah dengan mengetahui taraf naungan yang baik dan juga dilakukan pemangkasan pada tanaman kopi. Naungan bertujuan untuk mengatur kecepatan fotosintesis, apabila kecepatan fotosintesis turun pada intensitas cahaya yang tinggi di siang hari, dapat mengakibatkan titik jenuh pada laju fotosintesis dan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Tujuan pemberian naungan selain dapat mengurangi intensitas radiasi matahari langsung, juga dapat mempengaruhi suhu, tanah, dan tanaman. Pengaruh perubahan suhu akan dapat mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman. Pemangkasan pada umumnya bertujuan untuk menjaga pohon dalam keadaan rendah sehingga mempermudah perawatan tanaman, membentuk cabang-cabang produktif yang baru, meningkatan cahaya matahari yang masuk sampai di tajuk paling bawah serta meminimalkan serangan hama dan penyakit pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taraf naungan pada pertumbuhan dan produksi kopi arabika dan mengetahui pengaruh pemangkasan terhadap produksi kopi arabika. Hipotesis dari penelitian ini ialah taraf naungan dan pemangkasan pada tanaman kopi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kopi arabika. Penelitian ini dilaksanakan di UB Forest Dusun Sumbersari, Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Mei hingga Agustus 2019. Alat yang digunakan yaitu Luxmeter, meteran, timbangan digital, tali rafia, plastik dan kamera. Bahan penelitian yaitu kopi Arabika dan pohon Pinus sebagai pohon penaung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Tersarang (Nested design) dengan menggunakan 2 faktor dan diulang sebanyak 4 kali. Faktor pertama yaitu taraf naungan dengan 3 taraf yaitu naungan rendah (N1), naungan sedang (N2) dan naungan tinggi (N3). Faktor kedua yaitu pemangkasan tanaman kopi dengan 2 taraf yaitu tanaman kopi dipangkas (P1) dan tanaman kopi tanpa dipangkas (P2), juga menggunakan lahan Pengelolaan Kopi Baik sebagai kontrol. Pengamatan tanaman dilakukan secara non destruktif dan destruktif dengan mengamati 2 tanaman sampel tiap perlakuannya. Pengamatan non destruktif meliputi jumlah cluster (dompolan buah) per cabang, jumlah cabang yang berbuah dalam satu tanaman, luas daun per tanaman, indeks luas daun, jumlah cabang primer + sekunder dan tersier, panjang cabang primer + sekunder dan tersier. Pengamatan destruktif meliputi jumlah bobot segar (g per cabang), produksi per tanaman (kg per tanaman) dan pengamatan pendukung meliputi intensitas cahaya (%) dan cahaya yang diterima (Intersepsi). Pelaksanaan penelitian meliputi penentuan areal, pembersihan areal, pemasangan label atau penanda, pengamatan, pemangkasan dan pemanenan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F (analisis ragam) pada taraf 5%. Apabila terjadi pengaruh yang nyata diantara perlakuan maka dilakukan uji lanjut BNT (Benar Nyata Terkecil) pada taraf 5%. Hasil penelitian taraf naungan dan pemangkasan pada tanaman kopi dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing taraf naungan dan pemangkasan memberikan pengaruh secara nyata terhadap hampir seluruh parameter pengamatan. Pemangkasan pada tanaman kopi memberikan hasil yang terbaik pada pertumbuhan dan produksi tanaman kopi. Semakin rendah cahaya yang diterima tanaman kopi maka hasil produksi semakin rendah. Pertumbuhan dan produksi tanaman kopi pada naungan Pengelolaan Kopi Baik (1147,79 Lux) memiliki hasil yang tertinggi daripada naungan lainnya yaitu hasil produksi per tanaman sebesar 1,75 kg. Hal tersebut dikarenakan pada naungan Pengelolaan Kopi Baik dilakukan pemangkasan yang terbaik dibandingkan dengan naungan lainnya dan pengelolaan yang dilakukan adalah pengelolaan yang terbaik sehingga dapat dijadikan rekomendasi untuk pengelolaan tanaman kopi khususnya pada daerah kawasan lahan UB Forest.