Perbedaan Komposisi Sumber Nutrisi Pada Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Main Author: Putri, Mentari Ghatika
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181117/1/Mentari%20Ghatika%20Putri%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/181117/
Daftar Isi:
  • Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) ialah salah satu jenis jamur yang dapat dikonsumsi serta memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi bahan pangan karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi serta beberapa manfaat bagi kesehatan. Dalam kegiatan budidaya, petani jamur tiram putih seringkali memanfaatkan bekatul padi sebagai sumber nutrisi media tumbuh jamur tiram putih. Kendala yang timbul dari pemanfaatan bekatul padi ini ialah apabila bekatul padi sukar diperoleh sehingga perlu adanya solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Solusi yang dapat diberikan ialah dengan mencari nutrisi alternatif untuk menunjang kebutuhan karbohidrat dan protein untuk pertumbuhan jamur tiram putih salah satunya dengan penambahan tepung jagung. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari dan mendapatkan komposisi serta tepung jagung terbaik sebagai nutrisi bagi pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Hipotesis dari penelitian ini antara lain: 1) Komposisi sumber nutrisi 15% pada tepung jagung Srikandi Kuning-1 merupakan komposisi nutrisi terbaik bagi pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih; 2) Penggunaan 15% tepung jagung menghasilkan pertumbuhan dan hasil jamur terbaik dibandingkan komposisi lainnya; 3) Penggunaan tepung jagung Srikandi Kuning-1 menghasilkan pertumbuhan dan hasil jamur terbaik dibandingkan dengan tepung jagung lainnya. Penelitian ini dilaksanakan di CV Damarayu Organic Farm, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang dan Griya Jamur Universitas Brawijaya, Dusun Pucangsongo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang pada bulan Januari 2019 hingga Mei 2019. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor, faktor I: Tepung Jagung (Bisi-2, manis, dan Srikandi Kuning-1) dan faktor II: Komposisi Nutrisi (0, 50, 100, 150 g). Berdasarkan kedua faktor didapatkan 12 kombinasi perlakuan : V1K0, V2K0, V3K0, V1K1, V2K1, V3K1, V1K2, V2K2, V3K2, V1K3, V2K3, V3K3 dengan 4 kali ulangan sehingga diperoleh sebanyak 48 petak percobaan. Variabel pengamatan meliputi lama miselium memenuhi baglog, muncul badan buah pertama, diameter tudung jamur, jumlah badan buah jamur dan bobot segar badan buah jamur. Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian dengan uji ragam (Uji F) taraf 5% untuk mengetahui pengaruh yang diberikan. Apabila terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan tepung jagung Srikandi Kuning-1 15% menghasilkan bobot segar dan frekuensi panen jamur tiram putih lebih tinggi, namun tidak berbeda nyata dengan penambahan tepung jagung manis 15%. Tepung jagung manis 15% menghasilkan diameter tudung lebih lebar (8,07 cm) namun tidak berbeda nyata dengan pemberian tepung jagung Srikandi Kuning-1 15% (7,44 cm). Penambahan tepung jagung Srikandi Kuning-1 menghasilkan jumlah badan buah lebih tinggi (16,49 buah) namun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan penambahan tepung jagung manis (16,33 buah). Komposisi dalam berbagai taraf tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah badan buah jamur tiram putih.