Pengaruh Perbedaan Karakteristik Median pada Jalur Hijau Kolektor Primer Terhadap Indeks Kenyamanan Kota Malang (Studi Kasus Jalan Ahmad Yani dan Jalan Soekarno Hatta)
Main Author: | Triastutik, Eni |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181107/1/Eni%20Triastutik.pdf http://repository.ub.ac.id/181107/ |
Daftar Isi:
- Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, oleh karena itu pembangunan di Kota Malang semakin meningkat. Pembangunan yang pesat mengakibatkan berkurangnya ruang terbuka, terutama Ruang Terbuka Hijau. Menurut Chafid (2004), Ruang Terbuka Hijau Kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Luasan RTH minimal adalah 30% dari luasan seluruh area kota. Kota Malang memiliki luas RTH yang cukup rendah yaitu sebesar 18,14 % (Heni,2012). Luas RTH berpengaruh terhadap kualitas lingkungan di Kota Malang, diantarnya tingkat kenyamanan dan polusi udara. Permasalahan lingkungan dapat diperbaiki dengan perbaikan kualitas RTH, dari minimnya vegetasi menjadi bervegetasi penuh. Salah satu contoh RTH di Kota Malang adalah jalur hijau jalan. Jalur hijau jalan merupakan jalur penempatan tanaman serta elemen lanskap lainnya yang terletak dalam ruang milik jalan atau ruang pengawasan jalan (Peraturan Menteri No 5, 2008). Terdapat beberapa struktur pada jalur hijau jalan yaitu daerah sisi / ambang jalan dan median jalan. Namun terdapat perbedaan pada jenis jalur hijau, diantaranya jalur hijau yang memiliki median jalan berupa pohon, jalur hijau yang memiliki median jalan berupa semak, dan jalur hijau yang memiliki median jalan berupa pohon dan semak. Adanya perbedaan tersebut dapat mempengaruhi indeks kenyamanan di Kota Malang, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – April 2017, metode yang digunakan adalah metode survey. Pemilihan lokasi didasarkan pada karakteristik median, yaitu yang memiliki strata vegetasi lengkap dan tidak sehingga dapat dijadikan sebagai pembanding. Lokasi yang dipilih menjadi objek penelitian yaitu jalan Soekarno hatta yang memiliki taman median yang memiliki strata llengkap dan jalan Ahmad Yani yang tidak memiliki taman median dengan strata kurang lengkap. Pembuatan plot sampel pada kedua lokasi dilakukan menggunakan metode kuadran dengan menempatkan titik secara diagonal yang memiliki 4 plot dan pada setiap plot ditentukan 5 titik pengamatan. Pengamatan dilakukan selama 7 kali dengan rentang waktu 3 hari sekali. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan selanjutnya diolah menggunakan rumus THI (Thermal Humidity Index), untuk data persepsi pengguna jalan menggunakan metode deskriptif manual. Hasil penelitian menunjukkan suhu udara dan kelembaban udara mempengaruhi nilai THI. Nilai THI merupakan faktor penentu dalam menunjukkan kondisi kenyamanan. Nilai THI yang masuk dalam kondisi nyaman berada pada nilai 19,9 >THI>27. Pada jalur hijau jalan Ahmad Yani, nilai THI pada taman median sebesar 23,40 (06.00) yang dikategorikan nyaman, 29,76 (12.00) dikategorikan tidak nyaman dan 26,53 (17.00) dikategorikan nyaman. Sedangkan nilai THI pada ambang jalan sebesar 23,40 (06.00) dikategorikan nyaman, 29,85 (12.00) dikategorikan tidak nyaman dan 26,54 (17.00) dikategorikan nyaman. Pada jalur hijau jalan Soekarno Hatta nilai THI pada taman median sebesar 21,99 (06.00) yang dikategorikan nyaman, 27,82 (12.00) dikategorikan tidak nyaman dan sebesar 25,68 (17.00) dikategorikan nyaman. Sedangkan pada ambang jalan nilai THI sebesar 22,46 (06.00) dikategorikan nyaman, 28,74 (12.00) dikategorikan tidak nyaman dan 26,03 (17.00) dikategorikan nyaman. Jalur hijau jalan Ahmad Yani mengalami kondisi tidak nyaman pada pukul 09.00 sampai 16.00 sedangkan pada jalur hijau jalan Soekarno Hatta mengalami kondisi tidak nyaman pada pukul 10.00 sampai 15.00.