Uji Keseragaman Pada Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Berpolong Kuning Generasi F7 Hasil Persilangan Varietas Introduksi dan Varietas Lokal

Main Author: Muzakki, Muhammad Kharis
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181099/1/Muhammad%20Kharis%20Muzakki%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/181099/
Daftar Isi:
  • Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran berpolong yang memiliki banyak manfaat. Tanaman ini dikenal dengan tanaman sayuran, polong pada tanaman buncis sendiri dapat dikonsumsi dalam keadaan polong muda ataupun dikonsumsi bijinya. Setiap tahunnya produksi tanaman buncis mengalami fluktuasi pada tiga tahun terakhir. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain mulai dari lingkungan yang kurang memadai dan penggunaan varietas yang tingkat produktivitasnya kurang tinggi. Dilihat dari jumlah produksi yang pasang surut tersebut, bahwa perlu adanya pengembangan varietas yang tinggi akan produktivtasnya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Salah satu pengembangan tersebut yaitu persilangan tanaman, dengan menyilangkan varietas introduksi (Cherokee Sun) dan varietas lokal Surakarta (Gogo Kuning dan Gilik Ijo) yang menghasilkan buncis berpolong kuning dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keseragaman melalui nilai keragaman dan heritabilitas pada generasi F7 pada tanaman buncis berpolong kuning. Hipotesis yang akan diajukan pada penelitian ini yaitu terdapat tingkat keseragaman yang tinggi dan heritabilitas yang rendah terhadap hasil populasi generasi F7 tanaman buncis berpolong kuning. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Donowarih, Kecamatan karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kecamatan Karangploso terletak pada ketinggian ± 700 mdpl dengan suhu udara minimum 18-24 ͦ C dan suhu udara maksimum 28-32 ͦ C. Penelitian telah dimulai pada bulan Mei 2019 – September 2019. Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, mulsa plastik hitam perak, alat pelubang mulsa, tugal, lanjaran yang terbuat dari bambu dengan tinggi 150 cm dan lebar 3 cm, meteran, sprayer, label, alat tulis, penggaris, timbangan analitik, colour chart, kamera dan juga panduan dari PPU (Panduan, Pelaksanaan Uji) Kebaruan, Keunikan Keseragaman dan Kestabilan dari Phaseolus vulgaris L. Adapun bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk organik berupa pupuk kandang, sedangkan pupuk an-organik yaitu pupuk TSP, pupuk NPK dan pupuk KCL, benih yang digunakan yaitu Gilik Ijo, Cherokee Sun, Horti 2, Perkasa, CSxGK 50-0-24 Tegak, CSxGK 50-0-24 Merambat dan CSxGI 63-0-04. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Perhtiungan nilai tingkat keragaman. Pengamatan dilakukan dengan karakter agronomi, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pada karakter kualitatif dapat langsung diamati dari kenampakannya, sedangkan pada karakter kuantitatif dapat dilakukan dengan pengukuran dan perhitungan. Data kualitatif yang telah didapatkan dari hasil pengamatan akan dianalisis dan dikelompokkan dengan notasi berdasarkan UPOV (Internasional Union of Protection of New Varieties of Plant) Phaseolus vulgaris L. (2005) serta persentase yang dihitung dari tiap notasi hasil pengelompokan tersebut, lalu untuk data kuantitatif dianalisis dengan menghitung rerata, ragam serta menghitung koefisien keragaman fenotip (KKF) dan koefisien keragaman genetik (KKG). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pada populasi CSxGK 50-0-24 Tegak, CSxGK 50-0-24 Merambat dan CSxGI 63-0-04 pada seluruh karakter yang diamati memiliki tingkat keseragaman yang tinggi, sehingga seluruh karakter pada seluruh yang diamati bisa dikatakan seragam. Nilai heritabilitas yang didapatkan pada beberapa populasi memiliki nilai negatif, sehingga dapat diartikan dengan nilai nol, karena pada nilai ragam lingkungan yang lebih besar dari pada nilai ragam fenotipe. Maka pada penelitian ini pengaruh faktor lingkungan lebih besar dari pada faktor genetiknya.