Evaluasi Keragaman Pada Populasi F2 Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.)
Main Author: | Firmansyah, Rahmanda Ilman |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181090/1/Rahmanda%20Ilman%20Firmansyah.pdf http://repository.ub.ac.id/181090/ |
Daftar Isi:
- Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) adalah tanaman merambat yang termasuk dalam famili Fabaceae atau jenis tanaman Leguminoceae (kacangkacangan). Kecipir memiliki nutrisi yang sama baiknya dengan kedelai yang masih banyak diimpor. Permasalahan tersebut dapat menjadi peluang pengembangan untuk menggantikan peran kedelai di Indonesia. Pengembangan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan perakitan dalam pemuliaan tanaman. Langkah awal pemuliaan tanaman kecipir adalah dengan melakukan karakterisasi dan seleksi dari keragaman yang muncul dari hasil perkawinan. Hasil keragaman tertinggi terdapat pada populasi F2, hal tersebut disebabkan pada populasi ini terjadi adanya segregasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk evaluasi keragaman yang terdapat pada populasi generasi kedua atau F2 tanaman kecipir. Hipotesis dari penelitian ini adalah keragaman pada populasi F2 tanaman kecipir yang digunakan adalah beragam atau tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di lahan budidaya yang berlokasi di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada bulan April 2019 hingga November 2019. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan tanam dari 4 (empat) populasi F2 tanaman kecipir. 4 (empat) populasi tersebut antara lain F2.1, F2.2, F2.3, dan F2.4. Bahan lain yang digunakan antara lain pupuk kandang, pupuk urea, SP36 dan KCL, serta pestisida untuk menunjang proses budidaya tanaman kecipir. Alat yang digunkan antara lain papan label, tali rafia, descriptor tanaman dari (International Board for Plant Genetic Resources (IPBGR), 1982) dan dari (Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Dan Perizinan Pertanian, 2014), mulsa plastik hitam perak (MPHP), meteran, timbangan, cangkul, sabit, gembor, kamera digital, spidol permanen, alat tulis, ajir, ampelas, tray, dan cairan pembersih. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada karakteristik kualitatif dan karakter kuantitatif. Hasil dari pengamatan yang dilakukan pada karakter kualitatif diolah dengan mempersentasekan data yang diperoleh, kemudian menentukan keragaman. Sedangkan pada karakter kuantitatif, data diolah dengan melakukan penentuan nilai koefisien keragaman. Nilai koefisien keragaman dibedakan berdasarkan 3 kategori, yaitu kategori rendah (0,1%-25%), kategori sedang (25,1%-50%), dan kategori tinggi (≥ 50,1%). Hasil penelitian menunjukkan dari keempat populasi F2 memiliki perbedaan karakter yang muncul pada masing-masing karakter dari masing-masing populasi. Berdasarkan hasil analisis data kualitatif menunjukkan hasil keragaman yang dominan tinggi dan hanya beberapa karakter menunjukkan hasil keragaman yang rendah. Sedangkan pada analisis karakter kuantitatif, koefisien keragaman yang diperoleh cenderung rendah hingga sedang, dan hanya ditemukan satu hasil koefisien keragaman kategori tinggi (≥ 50,1%) yaitu pada hasil biji per tanaman di populasi F2.1.