Pengaruh Inokulasi Mikoriza Arbuskula terhadap Serapan Fosfor, Pertumbuhan, dan Hasil Kedelai Galur Biji Sedang pada Inceptisol Kendalpayak, Kabupaten Malang

Main Author: Nurliani, Hana
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181061/1/Hana%20Nurliani.pdf
http://repository.ub.ac.id/181061/
Daftar Isi:
  • Inceptisol merupakan tanah yang tersebar luas di Indonesia yaitu sekitar 20,75 juta ha atau 37,5% dari wilayah daratan Indonesia dengan tingkat kesuburan tanah rendah karena mengalami pelapukan dan pencucian akibat pengaruh musim kering dan hujan sehingga unsur hara mudah hilang, terutama unsur P yang sulit tersedia bagi tanaman. Ketersediaan P yang rendah pada Inceptisol menjadi kendala utama dalam meningkatkan hasil tanaman kedelai. Unsur fosfor bagi tanaman berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda serta mempercepat pembungaan dan pembuahan serta pemasakan biji dan buah. Fosfor pada tanaman kedelai berperan penting dalam pembentukan polong, mengurangi jumlah polong hampa dan mempercepat kematangan polong. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan P yang ramah lingkungan sekaligus mengurangi pengunaan pupuk P adalah dengan pemberian inokula mikoriza arbuskula. Selain itu untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan kedelai, maka perlu budidaya kedelai dengan aplikasi MA serta dengan intensifikasi lahan melalui persilangan varietas untuk mendapatkan keragaman genotipe yang diinginkan. Salah satu alternatifnya adalah dengan melakukan persilangan kedelai varietas unggul asal Indonesia (Lawit) dengan kedelai asal Korea Selatan (Daemang, Daewon, Daehwang, dan Songhak). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh MA terhadap pertumbuhan, hasil, ketersediaan fosfor dalam tanah, dan serapan fosfor pada kedelai galur biji sedang. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI) yang terletak di Jl. Raya Kendalpayak Km 8, Kabupaten Malang pada bulan Maret sampai September 2019 menggunakan rancangan penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan dua faktorial dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah benih kedelai galur berbiji sedang yang terdiri atas 5 galur kedelai, yaitu kedelai varietas Demas-1 (G1), persilangan Daemang/Lawit-52 (G2), persilangan Daewon/Lawit-24 (G3), persilangan Daehwang/Lawit-19 (G4), dan persilangan Songhak/Lawit-37 (G5). Faktor kedua adalah inokulasi mikoriza arbuskula genus Acaulospora sp. yang terdiri dari 4 taraf dosis, yaitu tanpa inokulasi MA (M0), inokulasi 50 spora/5 kg tanah(M1), inokulasi 100 spora/5 kg tanah (M2), dan inokulasi 150 spora/5 kg tanah (M3). Variabel pengamatan antara lain tinggi tanaman 14, 21, 28, dan 35 HST, serapan P tanaman, P tersedia, pH, koloni MA, jumlah spora, bobot 100 biji, bobot biji per tanaman dan jumlah polong per tanaman. Data yang diperoleh di analisis statistik kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan uji taraf 5 % serta uji korelasi dan regresi untuk mengetahui hubungan antar variabel pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi 150 spora/5 kg tanah berpengaruh pada parameter jumlah spora tertinggi sebanyak 187 spora dan koloni MA tertinggi sebesar 70%. Pada parameter kimia tanah pH tidak berpengaruh nyata terhadap kedua variabel perlakuan, serapan P hanya berpengaruh pada galur kedelai biji sedang, sedangkan P tersedia berpengaruh nyata pada kedua variabel perlakuan. Nilai rata-rata pH sebesar 6,24 – 6,59, nilai serapan P tertinggi yang mampu di serap tanaman sebesar 0,77 g/tanaman sedangkan nilai P tersedia tertinggi sebesar 11,12 ppm P2O5. Pada parameter agronomi, baik inokulasi 150 spora/5 kg tanah maupun galur kedelai biji sedang sama-sama berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah polong, bobot 100 biji dan bobot biji/tanaman. Nilai tinggi tanaman tertinggi sebesar 65 cm, jumlah polong tertinggi 64 buah/tanaman, bobot 100 biji tertinggi 12,63 g, dan bobot biji/tanaman tertinggi 8,05 g/tanaman. Sementara itu, varietas Demas-1 dan persilangan Songhak/Lawit-37 memiliki tingkat pertumbuhan, serapan fosfor dan hasil yang terbaik.