Ekstraksi Epigallocatechin Biji Pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla) Berdasarkan Tingkat Kematangan sebagai Sediaan Bahan Anti Kanker
Main Author: | Sidhawati, Erfi Novi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/180963/1/ERFI%20NOVI%20SIDHAWATI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/180963/ |
Daftar Isi:
- Pisang klutuk(Musa balbisiana Colla)adalah pisang kelas rendah yang jarang dikonsumsi buahnya karena bijinya banyak. Kandungan fenol pada pisang yakni catechin, epicatechin, gallocatechin, dan epigallocatechin. Kadar epigallocatechin pada tanin buah pisang yakni sebesar 88% hingga 98%. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa epigallocatechin salah satu polifenol memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan sel kanker.Tujuan penelitian yakni untuk mengidentifikasi epigallocatechin dan mengetahui kadar epigallocatechin pada biji pisang klutuk berdasarkan tingkat kematangan. Rancangan percobaan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari faktor tunggal yakni tingkat kematangan biji pisang klutuk. Biji pisang klutuk yang diamati yakni pisang klutuk mature dan ripe. Pada penelitian ini dilakukan 8 kali ulangan dan diperoleh 16 unit percobaan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa didalam biji pisang klutuk tidak terdeteksi senyawa epigallocatechin sehingga tidak dapat ditentukan kadarnya. Biji pisang klutuk berpotensi menjadi bahan sediaan anti kanker karena memiliki total fenol yang tinggi.Larutan ekstrak biji pisang klutuk yang memiliki kandungan total fenoltertinggi yaitu larutan yang ekstrak mature sebesar 23642,11 μgGAE/ml. Tingkat kematangan buah tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap kandungan total fenol pada biji pisang klutuk