Adanya Penyalahgunaan Obat-obatan Terlarang sebagai Doping yang digunakan Pembalap untuk Meringankan Berat Badan dalam Olahraga Balap Motor Drag Bike
Main Author: | Firmansyah, Iqbal |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/180741/1/Iqbal%20Firmansyah%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/180741/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas mengenai adanya penyalahgunaan obat-obatan terlarang sebagai doping yang digunakan pembalap untuk meringankan berat badan dalam olahraga balap motor drag bike. Tujuan dari penelitian ini untuk memahami bagaimana peran obat-obatan terlarang sebagai doping yang dikonsumsi para pembalap drag bike. Penelitian ini menggunakan teori disiplin tubuh karya Michael Foucault. Foucault melihat dalam ilmu pengetahuan yang direduksi masyarakat melalui wacana akan menjadi bentuk kekuasaan jika wacana tersebut dibenarkan dan disetujui masyarakat dengan pembuktian yang sudah dilakukan, yang mana tubuh mereka menjadi patuh atas kekuasaan yang disetujuinya tersebut. Tindakan penyalahgunaan obat-obatan terlarang merupakan sebuah tindakan untuk mendisiplinkan tubuh yang mana para pembalap ini berusaha untuk mempertahankan prestasi walaupun tindakan ini mengandung resiko berbahaya baik untuk diri sendiri maupun orang lain yang ada disekitarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Pemilihan informan secara purposive dengan 3 informan kunci, 1 informan utama, dan 1 informan tambahan. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa penyalahgunaan obat-obatan terlarang memang benar adanya, para atlet balap yang menggunakan doping jenis Sabu-sabu dan Pil LL ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi dalam olahraga balap, hal apa saja yang mendasari mereka melakukan tindakan itu sehingga menyalahi aturan perlombaan yang seharusnya diterapkan oleh para panitia. Adanya faktor ekonomi yang mendukung mereka untuk melakukannya, selain itu pembalap ingin mendapatkan pengakuan oleh bengkel-bengkel besar dengan membuktikan prestasi yang menjulang karena para pembalap yang menggunakan cara doping ini merasa percaya diri untuk bisa melakukan persaingan dengan pembalap-pembalap lain yang ada dibawah didikan bengkel besar sehingga bukan lagi untuk menjadi yang terbaik namun juga menggeser para pesaing di bengkel besar yang merekrutnya, walaupun pembalap ini harus mengorbankan dirinya dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang yang digunakan sebagai doping. Panitia balap drag bike Jawa Timur juga menyadari tidak menjalankan aturan pelarangan penggunaan doping yang seharusnya dilakukan dengan wajib tes kesehatan.