Pengaruh Ekstrak Sargassum sp. Terhadap Kadar MDA Hepar Tikus Wistar Diet Aterogenik

Main Author: Achsan, Prima Aulia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/180569/1/Prima%20Aulia%20Achsan.pdf
http://repository.ub.ac.id/180569/
Daftar Isi:
  • Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) berkaitan erat dengan sindrom metabolik yang ditandai dengan adanya akumulasi lemak di hepar dan kemudian memicu respon inflamasi, stress oksidatif dan fibrosis lanjut. Hingga saat ini beluma ada terapi yang efetif untuk NAFLD. Terapi hanya sebatas menangani dislipidemia dengan menggunakan obat gologan statin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari ekstrak mikroalga Sargassum sp. yang mengandung senyawa antioksidan terhadap kadar sitokin proinflamasi yang terlibat dalam patogenesis NAFLD yaitu senyawa Melondialdehid (MDA) yang digunakan sebagai pengukur dari peroksidasi lipid. Penelitian ini menggunakan randomized post test only controlled group design untuk mengetahui pengaruh ekstrak Sargassum sp. terhadap kadar MDA hepar. Tikus wistar sebanyak 30 ekor dibagi ke dalam 6 kelompok yaitu; kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif yang diinduksi sindrom metabolik dengan diet tinggi lemak dan minum fruktosa selama 10 minggu (MetS); kelompok MetS + ekstrak Sargassaum sp. 150 mg/kgBB; MetS + ekstrak Sargassum sp. 300 mg/kgBB; MetS + ekstrak Sarassum sp. 600 mg/kgBB yang diberikan pada minggu ke-5; Mets + simvastatin 4mg/kgBB. Organ hepar diambil kemudian kadar MDA hepar diukur dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi sindrom metabolik meningkatkan inflamasi di hepar dengan tingginya kadar MDA secara signifikan (p<0.05) dibandingkan kontrol negatif dan ekstrak Sargassum sp. dapat menurunkan kadar MDA hepar secara signifikan dibandingkan dengan kontrol positif (p<0.05), khususnya pada dosis 600 mg/kgBB. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak Sargassum sp. menurunkan kadar MDA hepar tikus wistar sindrom metabolik sebagai agen pencetus inflamasi.