Evaluasi Risiko Rantai Pasok Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Dan Analytical Hierarchy Process (Ahp) (Studi Kasus Di Ukm Yamois Oma Ikan Malang)

Main Author: Syarifudin, M. Fahmi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/180466/1/M.%20FAHMI%20SYARIFUDIN%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/180466/
Daftar Isi:
  • Peranan manajemen rantai pasok di dunia industri sangatlah penting dalam usaha untuk meningkatkan persaingan bisnis antar perusahaan yang saat ini berkembang pesat. Namun dalam pengelolaannya, rantai pasok memiliki kendala utama yang cukup rumit dihadapi yaitu kompleksitas dan ketidakpastian yang tinggi untuk setiap rangkaian rantai proses produksi. Adanya keterlibatan berbagai macam pihak dengan keahlian yang berbeda membuat suatu pekerjaan akan terbagi ke dalam sub proses pekerjaan yang lebih rinci sehingga rantai pasok tersebut sangat rentan terjadi permasalahan produksi. Kemungkinan masalah yang terjadi inilah yang biasa disebut sebagai risiko rantai pasok (Supply Chain Risk). Pada penelitian ini dilakukan evaluasi risiko rantai pasok pada salah satu UKM di Kota Malang yaitu UKM Yamois Oma Ikan yang bergerak di bidang agroindustri hilir pangan berupa produk makanan beku siomay ikan khas Malang. Metode yang digunakan yaitu Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk menentukan risiko tertinggi beserta penyebabnya. Hasil perhitungan tersebut menjadi dasar untuk menentukan alternatif strategi mitigasi risiko rantai pasok yang dilakukan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap 6 responden pakar dari UKM yang terdiri dari pemilik UKM, pengelola UKM, dan 4 karyawan UKM. Hasil dari identifikasi risiko diperoleh 4 kriteria risiko antara lain risiko supply, risiko demand, risiko operational, dan risiko pemasaran. Masing-masing kriteria risiko memiliki 4 subkriteria risiko. Risiko tertinggi pada kriteria supply yaituviii ketersediaan ikan rendah (FRPN 8,20), pada kriteria demand yaitu minat masyarakat rendah dalam mengkonsumsi produk olahan ikan (FRPN 6,88), dan pada kriteria operational yaitu banyaknya produk cacat (FRPN 7,35), serta pada kriteria pemasaran yaitu kesulitan dalam menyebarluaskan produk (FRPN 6,53). Hasil dari pembobotan kriteria risiko didapatkan kriteria risiko operational sebagai yang tertinggi dengan bobot sebesar 0,56. Prioritas alternatif strategi mitigasi risiko rantai pasok yang dapat diterapkan oleh UKM Yamois Oma Ikan yaitu strategi perencanaan dan penjadwalan produksi dengan bobot sebesar 0,42.