Produksi Kertas Seni Dari Campuran Serat Sabut Pinang (Areca Catechu) Dan Kertas Hvs Bekas (Kajian Proporsi Bahan)

Main Author: Aprilyo, Riki Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/180392/1/Riki%20Dwi%20Aprilyo%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/180392/
Daftar Isi:
  • Pengembangan teknologi pada industri pulp dan kertas dalam menggunakan serat selulosa dari sumber bukan kayu (non-wood) meningkat cukup cepat. Indonesia memiliki banyak sumber serat alam bukan kayu salah satunya adalah pinang. Luas areal tanaman pinang di Indonesia pada tahun 2011 ditaksir mencapai 147.890 ha dengan produktivitas rata-rata 743 kg/ha (Balai Penelitian Tanaman Palma, 2012). Salah satu bagian pinang yaitu serat sabut pinang sering dibuang dan menjadi limbah. Padahal presentase serat sabut pada buah pinang cukup tinggi, setara dengan 60-80% dari total volume dan berat buah pinang dan memiliki kandungan selulosa tinggi mencapai 53,2%. Tingginya kandungan selulosa dan masih minimnya pemanfaatan serat sabut pinang, maka perlu adanya inovasi untuk memanfaatkan serat sabut pinang salah satunya dengan membuat menjadi kertas seni. Kertas seni adalah salah satu jenis kertas dengan penampilan estetik yang kaya akan nuansa alami dan unik. Pada pembuatan kertas seni juga dapat memanfaatkan serat sekunder dari limbah kertas bekas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi serat sabut pinang dan kertas HVS bekas terhadap kualitas fisik kertas seni dan menentukan proporsi yang paling sesuai untuk menghasilkan kertas seni terbaik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan satu faktor yaitu proporsi bahan (serat sabut pinang : kertas HVS bekas) dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Proporsi serat sabut pinang dan kertas HVS bekas dibedakan menjadi empat rasio perbandinganviii yang berbeda-beda terdiri dari 20:80; 40:60; 60:40; dan 80;20. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 ulangan sehingga terdapat 16 satuan percobaan. Analisis data kualitas fisik kertas yang dilakukan meliputi gramatur, ketebalan dan ketahanan tarik. Pengolahan dan analisis untuk data yang berdistribusi normal dilakukan dengan uji signifikansi One Way Anova dan uji perbandingan berganda dengan uji Tukey, sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal dilakukan uji statistika non parametrik Kruskal Wallis dan uji perbandingan berganda dengan Mann Withney Test. Pemilihan perlakuan terbaik dilakukan dengan menggunakan metode Multiple Atribute. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bahan dalam pembuatan kertas seni memberikan pengaruh yang signifikan terhadap gramatur dan ketebalan, sedangkan pada ketahanan tarik tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Hasil uji perbandingan berganda pada variabel respon ketebalan pada proporsi 60:40, 20:80 dan 40:60 memiliki beda nyata dengan proporsi 80:20. Hasil uji perbandingan berganda pada variabel respon gramatur pada proporsi 60:40 memiliki beda nyata dengan proporsi 20:80. Perlakuan terbaik pada penelitian adalah perlakuan dengan proporsi serat sabut pinang 20% dan kertas HVS bekas 80% dengan nilai gramatur 340,2 g/m2, nilai ketebalan 0,825 mm, nilai ketahanan tarik 0,552 kN/m, derajat kecerahan 85,7 %, dan nilai kekakuan 66 mNm.