Analisis Neraca Massa Dan Uji Karakteristik Fisiko-Kimia Pada Asap Cair Grade C Dari Limbah Tempurung Kelapa Dengan Menggunakan Cyclone Separator Technology (Studi Kasus: Ukm Putra Tunggal)

Main Author: Puspaningarum, Firda Pramesti
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/180385/1/FIRDA%20PRAMESTI%20PUSPANINGARUM%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/180385/
Daftar Isi:
  • Kabupaten Malang memiliki kontribusi produksi tanaman kelapa sebanyak 15.000 ton per-tahunnya. Tingginya tingkat produksi tanaman kelapa berbanding lurus dengan jumlah limbah tempurung kelapa yang dihasilkan. Umumnya limbah ini hanya dibuang begitu saja tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. Padahal limbah tersebut masih mengandung 26,60% selulosa; 29,40% lignin; 27,70% pentosa; 4,20% solvent ekstraktif; dan 3,50% urinat anhidrid sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan asap cair. Asap cair adalah cairan kondensat yang dihasilkan dari proses pirolisis tempurung kelapa pada suhu 500-700°C dalam kondisi vakum, lalu dilanjutkan dengan kondensasi asap yang telah dihasilkan. Asap cair banyak digunakan sebagai pengawet kayu (Grade C). Namun sayangnya produksi asap cair di Kabupaten Malang masih terbatas. UKM Putra Tunggal adalah satu-satunya UKM yang memproduksi asap cair di Kabupaten Malang. UKM ini masih menggunakan metode konvensional dalam produksinya. Dimana dengan bahan baku 3 ton hanya menghasilkan asap cair sebanyak 50 liter dan 1 ton arang kasar selama 5 hari. Selain itu, asap cair yang dihasilkan juga masih tercampur abu dan pengotor lain dengan kadar tar yang tinggi. Oleh karena itu, teknologi cyclone separator diterapkan pada UKM Putra Tunggal guna meningkatkan kualitas dan mengetahui aliran bahan selama proses produksi asap cair grade C. Teknologi ini memanfaatkan gaya sentrifugasi dan gaya gravitasi untukviii memisahkankan abu dari uap panas bawaan. Uap panas mengalir masuk dengan pola heliks berkecepatan tinggi pada siklon sehingga menghasilkan uap yang lebih bersih. Prinsip utama dari teknologi cyclone separator yaitu memisahkan materi berdasarkan perbedaan berat molekulnya (berat molekul zat padat > berat molekul gas). Adanya penerapan teknologi cyclone separator, perlu diuji dan dibandingkan dengan metode konvensional untuk membuktikan kemampuan teknologi ini. Hasil pengujian yang didapat yaitu adanya teknologi cyclone separator mampu mengurangi komponen pengotor (asam benzoat, tar, dan abu) hingga 23,59% dengan adanya perhitungan neraca massa. Pada pengujian fisik parameter warna, asap cair konvensional cenderung lebih gelap daripada asap cair cyclone separator yang cenderung lebih terang. Rendemen yang dihasilkan juga meningkat 2x lipat dengan adanya teknologi cyclone separator menjadi 3,33%. Nilai berat jenis asap cair konvensional sebesar 1,021 dan asap cair cyclone separator sebesar 1,019. Pada pengujian kimia parameter pH, nilai pH asap cair konvensional sebesar 4,40 sedangkan pada asap cair cyclone separator 3,16±0,55. Hasil uji GCMS asap cair konvensional yaitu memiliki gugus fungsi dominan berupa 40,73% fenol; 17,55% alkoksi; dan 14,50% asam. Sedangkan pada cyclone separator memiliki gugus fungsi dominan berupa 80,39% fenol dan 5,33% alkoksi.