Uji Ekstrak Etanol Kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) sebagai Antifungi terhadap Candida albicans secara In Vitro
Main Author: | Pranata, Laksamana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/180376/1/Laksamana%20Pranata.pdf http://repository.ub.ac.id/180376/2/MAJALAH_%20Laksamana%20Pranata_165070101111023.pdf http://repository.ub.ac.id/180376/ |
Daftar Isi:
- Candida albicans merupakan salah satu spesies Candida yang paling sering ditemui pada kasus kandidiasis. Fungi ini secara oportunistik bisa menyebabkan infeksi superfisial, maupun infeksi sistemik. Kandidiasis oral merupakan jenis kandidiasis yang paling sering dijumpai, sedangkan kandidiasis sistemik merupakan infeksi organ dalam dengan tingkat mortalitas mencapai 40% di wilayah Asia Tenggara. Penelitian terbaru banyak melaporkan bahwa mulai timbul resistensi obat terhadap Candida albicans. Demi mengatasi masalah resistensi tersebut, pengobatan alternatif perlu segera dicari. Kandungan tanin, flavonoid, dan quinon yang telah terbukti efektif untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans ternyata terkandung di dalam kulit pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.). Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri efektivitas ekstrak etanol kulit pisang ambon terhadap pertumbuhan fungi Candida albicans secara in-vitro. Sampel pada penelitian ini berasal dari stok Laboratorium Mikrobiologi FKUB. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah : 0%, 20%, 25%, 30%, 35%, dan 40%. Metode yang digunakan adalah metode dilusi tabung. Pada uji one way ANOVA, terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara perubahan konsentrasi ekstrak etanol kulit pisang ambon terhadap jumlah koloni fungi Candida albicans (p<0,05). Uji korelasi juga menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni Candida albicans terhambat (Korelasi, r = -0,905: p<0,05). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) mempunyai efek antifungi terhadap Candida albicans dengan kadar bunuh minimumnya pada konsentrasi 40%, sementara kadar hambat minimumnya tidak dapat ditentukan dengan metode dilusi tabung.