Variasi Waktu Detensi Pada Filtrasi Pengolahan Air Limbah Grey Water Dalam Penurunan Beban Pencemar

Main Author: Nugraha, Bagja
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/180330/1/BAGJA%20NUGRAHA%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/180330/
Daftar Isi:
  • Grey Water memiliki banyak kandungan pencemar yang cukup berbahaya bila langsung digunakan kembali ataupun langsung dibuang kebadan sungai, salah satunya TSS, BOD, COD, dan lainnya. Salah satu pengolahan air yaitu secara filtrasi. Filtrasi merupakan masuk dalam pengolahan secara fisika. Pengolahan air dengan filtrasi dapat merubah air kotor menjadi air bersih, dimana air dibersihkan dengan melewatkan melalui bahan (media) yang berpori. Pada proses filtrasi banyak bahan bahan yang dapat digunakan, seperti pasir, arang, ijuk, batu kerikil, batu zeolit, dan sebagainya. Manfaat dari pengolahan air secara filtrasi yaitu menghilangkan zat padat halus tersuspensi dan koloid, mereduksi zat padat, mereduksi bakteri, serta menghilangkan zat warna, bau tak sedap, besi, dan mangan. Pengolahan air limbah menjadi air bersih memang sangat diperlukan untuk memenuhi ketersediaan air yang dibutuhkan, dimana air hasil filtrasi ini bisa juga diaplikasikan dalam berbagai macam hal. Selain itu, pengolahan air limbah juga untuk mengurangi beban pencemar yang terdapat pada air limbah tersebut, sehingga ketika dibuang kebadan sungai tidak terlalu mencemari lingkungan. Namun, dalam pengolahan filtrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya mengetahui waktu detensi yang tepat pada filtrasi dapat mempengaruhi hasil dari penurunan beban pencemar. Waktu detensi merupakan waktu tinggal air atau air limbah dalam suatu untuk pengolahan yang dilakukan. Menurut Ruslin (2008) waktu detensi (td), yaitu waktu yang diperlukan oleh suatu tahap pengolahan agar tujuan pengolahan dapat tercapai secara optimal, yang merupakan perbandingan antara volume bangunan dan debit yang mengalir. Waktu detensi saat 1 jam, saat 3 jam, ataupun saat 5 jam dapat memberikan hasil effluent yang berbeda beda berbeda. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang waktu detensi yang tepat dalamvii filtrasi pengolahan air limbah Grey Water. Metode penelitian menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Dalam pengujian karakteristik didapatkan hasil BOD 180,08 mg/L, COD 242 mg/L, TSS 351,5 mg/L pada limbah Grey Water. Pada penelitian waktu detensi yang paling baik dalam penurunan beban pencemar adalah dengan waktu 5 jam. Perlakuan waktu detensi 5 jam dapat menurunkan BOD hingga 96,96 mg/L dengan nilai efisiensi 46,14%, COD hingga 110,3 mg/L dengan nilai efisiensi 54,42%, TSS hingga 84,5 mg/L dengan nilai efisiensi 75,96%. Penurunan ini disebabkan bahan filtrasi arang aktif dan zeolit yang merupakan adsorben yang baik, sehingga mampu menyerap molekul dalam bentuk senyawa organik maupun anorganik. Waktu detensi yang lama akan memperlambat debit atau kecepatan air, sehingga bahan filtrasi memiliki waktu lebih banyak dalam penurunan pencemar yang ada. Debit yang tinggi tidak baik dalam proses pengolahan pada filtrasi, semakin tinggi laju air akan mempengaruhi proses turbulensi dan air akan lebih cepat didorong keluar proses pengolahan yang ada.