Analisis Perbandingan Biaya Sertifikasi Halal Pada Industri Kecil Food Souvenir Kota Malang
Main Author: | A’yunin, Abida Qurrota |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/180322/1/ABIDA%20QURROTA%20A%E2%80%99YUNIN%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/180322/ |
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan negara mayoritas muslim, tercatat tahun 2013 warga muslim mencapai 87,21 % (BPS, 2013). Setiap muslim dituntut untuk mengonsumsi makanan dan minuman halal serta baik (QS.2:168). Hal tersebut menjadi tantangan bagi industri pangan untuk memenuhi harapan konsumen akan produk halal, aman, dan bermutu. Di sisi lain, sesuai Undang Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, produk yang beredar di Indonesia wajib bersertifikasi halal mulai bulan Oktober 2019. Karena itu industri makanan dan minuman memerlukan sertifikat halal. Menurut LPPOM MUI (2008), untuk meyakinan konsumen di Indonesia bahwa produk yang dikonsumsi adalah halal, perusahaan perlu memiliki Sertifikat Halal MUI. Kehalalan suatu produk dapat ditentukan oleh titik kontrol halal (Halal Control Point) produk. Setiap jenis produk pangan memiliki titik kontrol kehalalan berbeda-beda tergantung dari proses pembuatan suatu produk, alat, dan bahan yang digunakan. Hal ini menjadi masalah bagi usaha kecil yang memiliki beraneka macam produk dengan titik kontrol kehalalan berbeda-beda. Banyak penelitian terkait biaya implementasi penerapan suatu sistem. Sedikit penelitian mengungkap biaya persiapan dan sertifikasi suatu sistem. Penelitian ini bertujuan menganalisa komponen biaya persiapan sertifikasi halal dan variabel yang berpengaruh terhadap Halal Certification Cost (HCC), mengingat riset ini cukup dibutuhkan pengusaha. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif adalah analisis penjelasan untukix data-data yang bersifat kuantitatif dengan metode tabulasi (Kusumedi dan Rizal, 2010). Metode tersebut digunakan untuk untuk menghitung biaya sertifikasi halal dan membandingkan biayanya terhadap variabel pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen utama biaya sertifikasi halal meliputi biaya yang disetor ke lembaga sertifikasi dan biaya audit. Biaya yang disetor terdiri dari komponen biaya registrasi, biaya sosialisasi, biaya dasar, dan biaya outlet & fasilitas produksi tambahan. Biaya audit terdiri dari biaya konsumsi, biaya transportasi, dan biaya penginapan. Hasil perhitungan Halal Certification Cost (HCC) pada UKM Sahabat Pangan, Canggi Fully, Happy Keik, dan MacCheese berturut-turut sebesar Rp 4.344.000, Rp 4.344.000, Rp 9.088.000, dan Rp 9.788.000. Variabel yang paling berpengaruh terhadap Halal Certification Cost (HCC) yaitu Halal Control Point (HCP) produk. Semakin banyak jumlah Halal Control Point (HCP) produk maka biaya sertifikasi halal semakin besar, dimana jenis produk seperti pasta, olahan susu, dan bakery memiliki banyak HCP produk, sehingga perusahaan harus mengeluarkan HCC lebih besar