Uji Toksisitas Subkronis Oral Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Kultivar Gunung Kawi terhadap Perubahan Kadar SGOT dan SGPT Rattus norvegicus Galur Wistar
Main Author: | Reilinvia, Shanine |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/180269/1/Shanine%20Reilinvia.pdf http://repository.ub.ac.id/180269/ |
Daftar Isi:
- Pengobatan herbal semakin berkembang seiring dengan berpindahnya fokus masyarakat terhadap kesehatan. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) varietas Ungu merupakan sumber pangan kaya nutrisi dan mengandung antosianin, senyawa flavonoid dengan sifat antioksidan. Diperlukan penelitian mengenai profil keamanan terhadap hati agar antosianin ubi jalar ungu dapat dikembangkan menjadi obat herbal terstandar. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati efek subkronis ekstrak etanol ubi jalar ungu kultivar Gunung Kawi terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus Wistar. 80 ekor tikus Wistar (40 jantan dan 40 betina) dibagi dalam empat kelompok perlakuan sesuai jenis kelamin dan dipaparkan dengan ekstrak etanol ubi jalar ungu setiap hari selama 90 hari, dengan kontrol negatif dan kelompok dosis 10, 20, dan 40 mg/kgBB. Data yang diperoleh berupa kadar SGOT dan SGPT dari serum. Data diolah menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk Test, uji homogenitas Levene Test, uji parametrik One-Way ANOVA dan unpaired t-Test, dan uji nonparametrik Kruskal-Wallis Test dan Mann-Whitney Test. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok dosis untuk kadar SGOT (p = 0,577 dan 0,236) dan SGPT (p = 0,318 dan 0,934) serta antar jenis kelamin untuk kadar SGOT (p = 0,079, 0,075, 0,080, dan 0,623) dan kadar SGPT kelompok kontrol dan dosis 10 mg/kgBB (p = 0,064 dan 0,218), namun terdapat perbedaan signifikan antar jenis kelamin pada kadar SGPT kelompok 20 dan 40 mg/kgBB (p = 0,009 dan 0,002) meskipun di bawah tiga kali batas atas normal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak ubi jalar ungu tidak menimbulkan hepatotoksisitas, namun menimbulkan efek yang berbeda terhadap kadar SGPT tikus betina dan jantan.