Evaluasi Efek Pemberian Escalating Dose Immunotheraphy Menggunakan Self – Antigen dsDNA terhadap Kadar SGOT dan SGPT pada Mencit Model Lupus Induksi Pristane

Main Author: Saputri, Nadya Vira
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/180238/1/Nadya%20Vira%20Saputri.pdf
http://repository.ub.ac.id/180238/
Daftar Isi:
  • Lupus Erithematosus Sistemik (LES) adalah penyakit autoimun kronis yang ditandai dengan respons imun hiperaktif dan produksi autoantibodi abnormal. Terapi menggunakan imunosupresan dan steroid menunjukkan hasil yang tidak memuaskan. Metode lain yang sedang dikembangkan adalah vaksin dan Escalating dose Imunoteraphy menggunakan self-antigen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efikasi desensitisasi menggunakan escalating dose selfantigen dsDNA pada hepar sebagai metode terapi baru pada pasien LES. Mencit Balb/C betina usia 6-8 minggu dipisahkan secara acak ke kelompok kontrol negatif dan Lupus Induksi Pristane (LIP). Kelompok mencit LIP diberikan injeksi pristane 0.5 cc secara intraperitoneal. 12 minggu pasca injeksi, mencit dievaluasi untuk manifestasi klinis dan serologis (kadar ANA dan anti-dsDNA). Sebanyak 24 ekor mencit dibagi menjadi 3 grup: Kontrol negatif untuk mencit yang sehat, kontrol positif untuk mencit LIP, dan kelompok terapi untuk mencit LIP dengan injeksi escalating dose self-antigen dsDNA yang dikomplekskan dengan Cationic Polyethylenimine (PEI) menghasilkan dosis 0.05 μg, 0,5 μg, dan 5 μg diberikan seminggu sekali secara bertahap. Sampel dianalisa untuk mengetahui fungsi hepar dengan menilai kadar SGOT dan SGPT secara kuantitaif. Escalating dose self-antigen dsDNA dibandingkan dengan kontrol positif cenderung menurunkan kadar SGOT (p=0,22) dan SGPT (p=0,87) walaupun tidak signifkan dengan analisa statistik. Desensitisasi menggunakan escalating dose self-antigen dsDNA digabungkan dengan PEI cenderung menurunkan kadar SGOT dan SGPT yang dapat mengurangi resiko kerusakan hepar pada mencit model lupus.