Analisis Penggunaan Biofilm Streamer Sebagai Agen Biomonitoring Dan Biosorpsi Logam Hg2+ dan Cr6+ Di Saluran Bulak Kenjeran Surabaya
Main Author: | Sianturi, Ion Tarsardo |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/180237/ |
Daftar Isi:
- Biofilm merupakan kumpulan mikroorganisme yang didalamnya terdapat berbagai jenis spesies mikroba dan bahan matriks. Pada lingkungan alaminya keberagaman mikroba tersebut dapat berupa mikroba prokariot maupun eukariot. Sedangkan habitat utama dari biofilm itu sendiri ialah air dilihat dari komposisi penyusunnya biofilm mengandung (±97%) interstitial water dan (2-5%) merupakan EPS dan ion. Berdasarkan perspektif mikrohabitat biofilm merupakan bagian dari sistem akuatik yang lebih besar dan akan menjaga mikroorganisme pada mikrohabitat yang menguntungkan dan bertahan melawan lingkungan eksternal yang merugikan. Hal ini yang menjadi dasar biofilm dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pemantauan kualitas air dan pengolahan limbah industri. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-September 2018 di wilayah Kecamatan Bulak Kenjeran Surabaya. Pelaksanaan uji dan analisa data dilakukan di Laboratorium Lingkungan dan Bioteknologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Analisis logam berat Hg2+ dan Cr6+ dilaksanakan di Laboratorium Halal Center Universitas Islam Malang. Sedangkan analisis FTIR dilaksanakan di Laboratorium Kimia, Universitas Islam Negeri Malang. Metode pengukuran pada tahap satu untuk ketiga sampel (air, sedimen dan biofilm) saat biomonitoring menggunakan AAS (Atomic Adsorption Spectroscopy). Sedangkan pada tahap dua yaitu kinetik adsorpsi dan adsorpsi isoterm menggunakan AAS (Atomic Adsorption Spectroscopy) untuk menentukan nilai logam yang terserap oleh biofilm. AAS merupakan metode analisis secara kuantitatif yang didasarkan pada penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas. Sedangkan untuk mengetahui gugus fungsi yang berperan dalam penjerapan logam berat menggunakan metode FT-IR (Fourier Transform Infrared), dimana FT-IR yaitu metode inframerah yang dilengkapi dengan transformasi fourier untuk dianalisis hasil spektrumnya. Selanjutnya dianalisis menggunakan Langmuir model untuk mengetahui tipe penjerapan. Analisis yang digunakan pada penelitian biomonitoring ialah analisis ANOVA, dimana suatu cara untuk mengetahui pengaruh perlakuan (variable bebas) terhadap parameter yang diukur. Apabila nilai uji F memiliki hasil berbeda nyata atau berbeda sangat nyata maka akan dilanjutkan dengan Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Kemudian untuk mengetahui hubungan atau regresi antara perlakuan dilakukan uji polynomial orthogonal. Sedangkan analisis yang digunakan pada penelitian biosorpsi ialah analisis Langmuir model untuk mengetahui tipe penjerapan logam berat. Hasil Perbandingan konsentrasi Hg2+ di biofilm, sedimen dan air pada bulan Juli konsentrasi tertinggi pada biofilm yaitu sebesar 93,12 mg/L lebih tinggi jika dibandingkan dengan sedimen dan air yaitu sebesar 1,70 dan 1,06 mg/L. Pada bulan Agustus konsentrasi tertinggi pada biofilm yaitu sebesar 62,30 mg/L lebih tinggi jika dibandingkan dengan sedimen dan air yaitu sebesar 0,69 dan 0,62 mg/L. Sedangkan pada bulan September konsentrasi tertinggi pada biofilm yaitu sebesar 45,93 mg/L lebih tinggi jika dibandingkan dengan sampel sedimen dan air yaitu sebesar 0,80 dan 0,46 mg/L viii Hasil Perbandingan konsentrasi Cr6+ di biofilm, sedimen dan air pada bulan Juli konsentrasi tertinggi pada biofilm yaitu sebesar 45,81 mg/L lebih tinggi jika dibandingkan dengan sampel sedimen dan air yaitu sebesar 0,36 dan 0,32 mg/L. Pada bulan Agustus konsentrasi tertinggi pada biofilm yaitu sebesar 55,50 mg/L lebih tinggi jika dibandingkan dengan sampel sedimen dan air yaitu sebesar 0,31 dan 0,42 mg/L. Sedangkan pada bulan September konsentrasi tertinggi pada biofilm yaitu sebesar 29,02 mg/L lebih tinggi jika dibandingkan dengan sampel sedimen dan air yaitu sebesar 0,21 dan 0,40 mg/L. Secara keseluruhan, konsentrasi Hg2+ dan Cr6+ pada biofilm lebih tinggi dari pada di sedimen dan air. Hasil kinetik adsorpsi penjerapan Hg2+ sebesar 3,293; 3289; 3,119 dan 3,133 mg/L sedangkan Cr6+ sebesar 4,072; 3,974; 3,910 dan 3,910 mg/L, hal ini membuktikan bahwa penjerapan terjadi secara cepat. Sementara hasil penjerapan adsorpsi isotherm Hg2+ oleh biofilm yaitu sebesar 0,80; 1,00; 1,16; 5,05 dan 5,22 mg/g sedangkan pada Cr6+ yaitu sebesar 0,81; 1,06; 1,15; 4,93 dan 4,95 mg/g. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa penjerapan Hg2+ dan Cr6+ oleh biofilm streamer mengikuti pola adsorpsi isotherm Langmuir dan adsorpsi membentuk lapisan monolayer. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa biofilm dapat dijadikan sebagai agen biomonitoring dan biosorpsi untuk water treatment limbah Hg2+ dan Cr6+.