Strategi Untuk Meningkatkan Pelayanan Persampahan Menggunakan Analisis Swot (Strenght Weakness Opportunity Threats) Dan Qspm (Quantitative Strategic Planning Matrix) Studi Kasus Upt Pelayanan Persampahan Kepanjen
Main Author: | Wiratama, Rafi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/180235/1/RAFI%20WIRATAMA%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/180235/ |
Daftar Isi:
- Pengelolaan sampah yang ada di Indonesia umumnya sampah hanya akan diangkut dari sumber penghasil sampah menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kabupaten Malang adalah salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur dengan luas daerah mencapai 3536,86 km2. Memiliki jumlah penduduk mencapai 2.576.596 jiwa per tahun 2018. Timbulan sampah Kabupaten Malang setiap harinya mencapai 1.004,86 ton/hari pada tahun 2018. Sedangkan sampah yang telah dikelola mencapai 984,77 ton/hari. Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam palayanan persampahan adalah lokasi persebaran permukiman penduduk, kondisi geografis Kabupaten Malang, belum memadainya sarana prasarana pengelolaan persampahan yang ada hingga sumber daya manusia (SDM) yang terbatas. Diperlukan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pengangkutan sampah dan juga merumuskan alternatif strategi pengelolaan sampah. Penelitian ini dapat merupakan penelitian kualitatif dimana datanya didapatkan dari hasil observasi lapangan dengan studi kasus UPT Pelayanan Persampahan (PP) Kepanjen. Hasil penilaian kondisi internal pelayanan persampahan UPTPP Kepanjen sebesar 2.959 dalam kategori rata-rata. Sedangkan hasil penilaian kondisi eksternal pengelolaan persampahan UPTPP Kepanjen sebesar 2,620 dalam kategori menengah. Sedangkan pada hasil penilaian alternatif strategi, strategi yangix paling diprioritaskan adalah membuat pengangkutan sampah khusus untuk sampah organik dan sampah anorganik dengan nilai ketertarikan total sebesar 6.442143. Sementara pada tahun 2025 sampah yang ditimbulkan masyarakat sebesar 1352.43 m3/hari dimana sampah yang harus tertangani adalah 946.70 m3/hari. Maka pada tahun 2025 dibutuhkan 118 kontainer sampah, 20 arm roll truck dan 1 dump truck untuk mampu melayani pengangkutan sampah