Uji Toksisitas Akut dan Subkronis Oral Antosianin dalam Ekstrak Etanol Ubi Ungu (Ipomoea batatas L.) Kultivar Gunung Kawi Terhadap Perilaku Rattus norvegicus galur Wistar
Main Author: | Molandro, Theodore Isaac |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/180110/1/Theodore%20Isaac%20Molandro.pdf http://repository.ub.ac.id/180110/ |
Daftar Isi:
- Obat herbal telah diterima secara luas dan telah digunakan untuk pengobatan primer karena lebih efektif untuk penyakit kronik dan juga kegagalan penggunaan obat modern untuk berberapa penyakit. Salah satu metode obat herbal yang disarankan adalah ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.). Berdasarkan penelitan sebelumnya ,ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) ditemukan memiliki kandungan tinggi antosianin yang memiliki banyak efek menguntungkan seperti antioksidan , antikanker , antidiabetes dan banyak manfaat lainnya. Uji toksisitas dari antosianin diperlukan karena masih terbatasnya penelitian baik untuk kategori akut atau subkronis. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan true experimental - post test only control group design yang bersifat observasional dengan metode kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak antosianin tidak memberikan efek toksisitas pada wellness parameter dari tikus. Penelitian ini terdiri dari 2 Kelompok tikus yaitu kelompok akut dan subkronis. Kelompok akut adalah kelompok tikus yang diberi perlakuan antosianin dengan dosis 2000 mg/kgBB , 5000 mg/KgBB dan kontrol. Setiap kelompok dosis terdiri dari 5 ekor tikus. Pemaparan ekstrak akut dilaksanakan 15 hari. Kelompok subkronis terdiri dari dua sub kelompok yaitu betina dan jantan. Setiap subkelompok diberi perlakuan antosianin dengan dosis 10mg/KgBB ,20mg/KgBB , 40mg/KgBB dan kontrol. Setiap kelompok dosis terdiri dari 10 tikus.Pemaparan ekstrak subkronis dilaksanakan 3 bulan. Setiap harinya tikus dilihat apakah ada perubahan berdasarkan tabel wellness parameter. Berdasarkan hasil uji analisis penelitian ditemukan bahwa tidak didapatkan perbedaan signifikan pada seluruh wellness parameter antara kelompok kontrol dan dosis lainnya dalam kelompok akut dan subkronis betina. Namun ditemukan signifikansi pada mortalitas subkronis jantan. Dapat disimpulkan bahwa pemaparan ekstrak antosianin tidak memberikan efek toksik pada perubahan perilaku wellness parameter tikus.