Uji Diagnosis Interferon Gamma Release Assay (IGRA) dengan Metode Quantiferon ®TBC – Gold Plus (QFT – Plus) pada Tuberkulosis Anak
Main Author: | Candini, Naura Anindya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/180019/1/Naura%20Anindya%20Candini.pdf http://repository.ub.ac.id/180019/2/MAJALAH_Naura%20Anindya%20Candini_165070101111052.pdf http://repository.ub.ac.id/180019/ |
Daftar Isi:
- Indonesia masuk dalam kategori 30 negara dengan beban Tuberkulosis tertinggi di dunia karena terdapat baik kasus Tuberkulosis, ko-infeksi TBC-HIV, dan Tuberkulosis resisten obat. Tuberkulosis pada anak kurang mendapatkan perhatian dibandingkan orang dewasa karena sulitnya diagnosis. Salah satu metode diagnosis Tuberkulosis yang mulai digunakan adalah IGRA akan tetapi penelitian untuk mengetahui nilai diagnostik pemeriksaan IGRA pada anak belum banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai diagnostik IGRA dengan metode QFT – Plus pada Tuberkulosis anak. Penelitian deskriptif analitik dengan desain cross-sectional pada pasien terduga Tuberkulosis anak. Pada penelitian ini didapatkan 72 subyek yang memenuhi kriteria. Hasil pemeriksaan bakteri tahan asam dan Gen X-Pert pada mayoritas subjek adalah negatif. Hasil pemeriksaan Tuberculin Skin Test menunjukkan hasil positif hanya pada sebagian kecil subjek. Jumlah subjek yang memiliki hasil IGRA positif sejumlah 21 anak. Hasil perhitungan tabel 2x2 didapatkan sensitifitas 29,7%, spesifisitas 75%, dan akurasi 34,7%. Hasil perhitungan dengan kurva ROC didapatkan AUC untuk TB1 64,9% (IK 95%: 40,9 – 88,9%) dengan cut-off 0,095 untuk sensitivitas 70,3% dan spesifisitas 75%. AUC TB2 63,1% (IK 95%: 39,3 – 86,9%) dengan cut-off 0,115 untuk sensitivitas 62,5% dan spesifisitas 75%. AUC TB2 – TB1 46,9% (IK 95%: 27,8 – 66%) dengan cut-off 0,01 untuk sensitivitas 53,1% dan spesifisitas 50%. Pemeriksaan IGRA memiliki nilai diagnostik yang lemah pada Tuberkulosis anak sehingga sebaiknya tidak dijadikan pemeriksaan penunjang utama untuk mendiagnosis Tuberkulosis anak.