Analisis Kelayakan Finansial pada Agroindustri Keripik Singkong Muris di Desa Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura
Main Author: | Fandira, Wachyu Setya Dwi Cahya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/179980/ |
Daftar Isi:
- Keripik singkong merupakan makanan yang diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Keripik singkong biasanya dikonsumsi sebagai cemilan pendamping ketika sedang berkumpul bersama keluarga, teman ataupun kerabat, dan bisa juga dinikmati saat santai ataupun pendamping saat melakukan aktifitas. Salah satu sentra produksi keripik singkong di Madura berada di Desa Saronggi, Kabupaten Sumenep. Agroindustri keripik singkong di Desa Saronggi ini mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat maupun daerah tersebut, baik dalam penyedia lapangan pekerjaan maupun membantu perekonomian daerah. Perkembangan agroindustri keripik singkong ini dipengaruhi oleh jumlah modal yang dimiliki. Pada awalnya para pengusaha keripik singkong tidak menggunakan modal dari jasa lembaga permodalan melainkan lebih memilih menggunakan modal pribadi. Namun seiring berjalannya waktu, setelah adanya sosialisasi pemerintah, mulai banyak yang menggunakan modal dari lembaga permodalan untuk menambah dalam usaha keripik singkong ini. Seperti salah satu Agroindustri keripik singko Muris yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Agroindustri ini dapat dikatakan sebagai pelopor berdirinya industri atau UMKM baru yang memproduksi keripik singkong. Agroindustri keripik singkong Muris telah berjalan selama 12 tahun, sehingga telah mengalami perkembangan dalam sekala produksinya. Semakin meningkatnya skala produksi keripik semakin banyak juga bahan baku singkong yang dibutuhkan dalam proses produksi.Namun dengan skala usaha yang sudah dapat dikatkan besar ini Agroindustri keripik singkong Muris merupakan usaha perseorangan yang memiliki keterbatasan sumberdaya baik modal ataupun manusianya. Dimana jika terjadi perubahan yang tidak menguntungkan akan sulit untuk bertahan. Perubahan tersebut seperti perubahan biaya produksi yang seketika tinggi dan jumlah penjualan tiba-tiba menurun derastis. Dilihat juga dengan banyaknya pesaing baru yang juga akan mempengaruhi penjualan yang akan didapat. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk, (1) Menganalisis besar keuntungan yang dihasilkan oleh agroindustri keripik singkong Muris Kabupaten Sumenep, (2) Menganalisis kelayakan finansial pada agroindustri keripik singkong Muris di Kabupaten Sumenep, dan (3) Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) usaha agroindustri keripik singkong Muris apabila terjadi perubahan penurunan penerimaan dan peningkatan biaya bahan baku singkong. Hasil analisis arus uang tunai diketahui bahwa Agroindustri Keripik Singkong Muris memperoleh keuntungan total sebesar Rp 295.798.952,-, yang merupakan hasil pengurangan dari penerimaan total sebesar Rp 10.708.038.000,- dengan biaya total sebesar Rp 10.412.239.048,-. Dari hasil tersebut dapat menunjukkan keuntungan rata-rata pertahun sebesar Rp 24.649.913,-. (2) Hasil analisis kelayakan finansial pada agroindustri keripik singkong Muris di Desa Saronggi, Kabupaten Sumenep ii didapatkan bahwa nilai NPV sebesar Rp 26.072.965,-, nilai IRR sebesar 11,8 %, nilai Net B/C sebesar 1,11, dan nilai payback period selama 9 tahun 3 bulan. Dari hasil kriteria investasi yang telah didapat pada agroindustri keripik singkong Muris ini dapat dikatakan bahwah usaha tersebut dapat dikatakan layak dan dapat diteruskan karena telah memenuhi syarat kelayakan usaha yang diantaranya adalah nilai NPV > 0, nilai Net B/C rasio > 1, Nilai IRR > DF (tingkat suku bunga sekarang), dan nilai payback period < dari umur usaha. (3) Hasil pengukuran analisis sensitivitas pada Agroindustri keripik singkong Muris terhadap kenaikan harga bahan baku dan penurunan penerimaan keripik singkong. Hasil perhitungan sensitivitas agroindustri keripik singkong Muris terhadap kenaikan bahan baku singkong sebesar 7,8%, dapat diketahui bahwa usaha Agroindustri Keripik Singkong Muris ini sensitif jika kenaikan harga bahan baku singkong sebesar 7,8%. Hasil perhitungan sensitivitas agroindustri keripik singkong Muris terhadap penurunan penerimaan sebesar 2,3%, dapat dikatakan bahwa usaha agroindustri keripik singkong Muris ini sensitif jika mengalami penurunan penerimaan jual keripik hingga sebesar 2,3%. Pemilik usaha disarankan untuk mulai harus menjaga dan memperbanyak hubungan kerjasama yang baik dengan para distributor bahan baku. Agar jika terjadi permasalahan mengenai kesulitan bahan baku, tidak bingung dan terfokus pada sutu distributor singkong saja, dan dapat menjaga stok bahan baku untuk produsi keripik, melakukan pendataan lebih terperinci meliputi data produksi maupun penjualan dan pengeluaran agar dapat diketahui secara pasti angka penjualan, pemasukan, dan pengeluaran, dan harus lebih memperluas lagi daerah pemasaran keripik singkong agar lebih dikenal lagi di daerah luar pulau Madura, bahkan bisa dikenal hingga ke luar Jawa Timur.