Pengaruh Suhu dan Waktu Demetoksilasi Terhadap Karakteristik Pektin Rendah Metoksil dari Kulit Pisang (Musa paradisiaca) Candi dengan Modifikasi Basa Menggunakan Pelarut NaOH
Main Author: | Prastiwi, Wahyu Intan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/179967/ |
Daftar Isi:
- Pisang merupakan salah satu komoditas hortikultura dari kelompok buahbuahan yang cukup digemari masyarakat. Produksi pisang di Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 7.162.685 ton. Salah satu jenis varietas buah pisang yaitu pisang (Musa paradisiaca) candi. Limbah dari buah pisang candi yang masih kurang dimanfaatkan yaitu kulit pisang candi. Di dalam kulit pisang terdapat pektin yang jumlah kandungannya bervariasi tergantung jenis atau varietas pisangnya. Pada umumnya kandungan pektin pada kulit pisang bervariasi sekitar 1,92 hingga 3,25% dari berat kering. Pektin merupakan komponen yang terdapat di dalam dinding sel tanaman berfungsi sebagai perekat dinding sel satu dengan yang lain. Pada proses ekstraksi, persentase derajat esterifikasi yang dihasilkan cukup tinggi sehingga diperlukan proses modifikasi pektin untuk menurunkan derajat esterifikasi. Penurunan persentase derajat esterifikasi dapat menghasilkan pektin bermetoksil rendah (LMP). Low Methoxyl Pectin (LMP) dapat digunakan sebagai gelling agent dengan kadar gula yang rendah sehingga baik untuk penderita diabetes. Proses modifikasi yang dilakukan yaitu menggunakan metode modifikasi basa dengan penggunaan pelarut NaOH. Penelitian ini menggunakan metode maserasi untuk mengesktrak pektin serta bertujuan untuk menganalisa karakteristik modifikasi pektin yang dihasilkan dari kulit pisang candi seperti berat ekivalen, rendemen pektin, kadar metoksil, kadar galakturonat, derajat esterifikasi, kadar abu, kadar air, dan tingkat kecerahan. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pola Split Plot Design dengan dua faktor. Faktor 1 (suhu yang terdiri dari 3 level yaitu, 50°C, 55°C, 60°C) dan faktor 2 (waktu yang terdiri dari 3 level yaitu, 0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam). Dengan 3 kali ulangan sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan waktu demetoksilasi berpengaruh terhadap kadar metoksil, kadar galakturonat, derajat esterifikasi, kadar abu, kadar air, dan tingkat kecerahan pektin modifikasi dari kulit pisang candi setengah matang. Interaksi faktor suhu dan waktu demetoksilasi juga menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap kadar metoksil, kadar galakturonat, derajat esterifikasi, dan kadar abu pektin modifikasi. Karakteristik hasil modifikasi pektin kulit pisang candi setengah matang didapatkan nilai terendah untuk rendemen 8,77%, berat ekivalen 3865,05, kadar metoksil 1,38%, kadar galakturonat 12,24%, derajat esterifikasi 64,00%, kadar abu 0,69%, kadar air 9,96%, tingkat kecerahan 44,33 (L). Sedangkan untuk karakteristik nilai tertinggi untuk rendemen 9,99%, berat ekivalen 4316,92, kadar metoksil 2,21%, kadar galakturonat 17,08%, derajat esterifikasi 73,17%, kadar abu 2,06%, kadar air 11,34%, dan tingkat kecerahan 50,40 (L). Hasil FTIR menunjukkan bahwa pada pektin modifikasi memiliki tingkat kecuraman yang lebih tinggi dibandingkan dengan pektin sebelum modifikasi pada senyawa asam karboksilat yang terdeteksi pada gugus O-H. Selain itu, pektin modifikasi memiliki tingkat kecuraman yang rendah dibandingkan dengan pektin sebelum modifikasi pada senyawa metoksil.