Konjugasi Molekul Adhesi Pili Vibrio Cholerae Bm 37,8 Kda Dengan Cholerae Toxin B (CTB) Berefek Protektif Terhadap Infeksi Shigella flexneri

Main Author: Widyani, Elsa Larissa
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179947/
Daftar Isi:
  • Diare adalah penyakit endemis di Indonesia yang memiliki angka prevalensi sebesar 8% pada Rikesdas 2018. Penyebab terbanyak diare adalah Vibrio cholerae dan Shigella flexneri sehingga dibutuhkan intervensi yang dapat menurunkan penyakit shigella dan kolera berupa vaksinasi. Vaksinasi yang telah ada hanya memberikan efek proteksi sebesar 2% pada anak usia <5 tahun terhadap kolera saja. Vaksin yang ada untuk mengatasi kolera dan shigella belum ada. Diketahui bahwa vaksin molekul adhesi Vibrio cholerae pada subunit pili dengan berat molekul 37,8 kDa yang dikonjugasikan dengan cholerae toxin subunit B (CTB) dapat menghambat proses attachment dan diare pada kolera. Molekul adhesi memiliki sifat yaitu saling bereaksi silang. Terdapat informasi bahwa terjadi reaksi silang antigenik antara molekul adhesi Vibrio cholerae dan Shigella flexneri. Sehingga dibuatlah penelitian untuk mengevaluasi apakah vaksinasi konjugasi molekul adhesi pili Vibrio cholerae BM 37,8 kDa dengan CTB dapat memberikan efek protektif terhadap infeksi Shigella flexneri. Penelitian dilakukan secara in vivo pada mencit balb/c yang diberikan vaksinasi oral dengan dosis 250μg pada hari ke-7, 14, 21, dan 28. Selanjutnya mencit dibedah dan discrapping mukosa ususnya untuk dilakukan pengukuran kadar protein β-defensin menggunakan metode ELISA. Didapatkan hasil kadar β-defensin meningkat secara signifikan pada mencit yang divaksinasi. Penelitian dilanjutkan dengan mengevaluasi progresifitas diare menggunakan metode mice ligated ileal loop (MLIL) secara ex vivo untuk selanjutnya dilakukan pengukuran massa usus. Didapatkan hasil bahwa mencit yang tidak divaksinasi namun diinfeksikan oleh Shigella flexneri atau Vibrio cholerae, terdapat peningkatan massa usus hingga menit ke-60 tanpa ada penurunan massa usus. Sedangkan mencit yang divaksinasi lalu diinfeksikan dengan Shigella flexneri atau Vibrio cholerae, massa usus meningkat namun dengan cepat kembali turun ke massa awal. Hasil ini menunjukkan adanya hambatan progresifitas diare selama infeksi Vibrio cholerae dan Shigella flexneri. Kesimpulannya, vaksinasi molekul adhesi Vibrio cholerae pada subunit pili dengan berat molekul 37,8 kDa yang dikonjugasikan dengan CTB memberikan efek protektif terhadap infeksi Vibrio cholerae dan Shigella flexneri.