Analisis Perubahan Muka Air Dalam Model Lereng Akibat Siphon Drain Dengan Metode Geolistrik Resistivitas
Main Author: | Akbar, Syafiq Syaikhul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/179905/ |
Daftar Isi:
- Indonesia adalah negara yang rawan terhadap bencana alam, salah satunya adalah bencana tanah longsor. Umumnya, peristiwa tanah longsor terjadi akibat peningkatan kejenuhan lapisan tanah dan muka air tanah akibat infiltrasi air hujan. Dengan demikian, satu cara untuk melakukan mencegah tanah longsor adalah dengan mengendalikan tinggi muka air tanah pada lereng dengan menggunakan siphon drain. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model fisik skala laboratorium dengan menggunakan tiga variasi jumlah siphon, yakni 1 siphon, 3 siphon dan 5 siphon untuk dibandingkan dengan model lereng pada kondisi kering dan tanpa drainase siphon. Kondisi air di dalam model lereng dianalisis dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Dipole-Dipole untuk melihat perubahan tinggi muka air yang terjadi akibat penggunaan drainase siphon dan dibandingkan dengan tinggi muka air yang diamati melalui pipa manometer. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan perangkat lunak Res2dinv dan Micorosft Excel untuk mendapatkan penampang resistivitas pada setiap lintasan serta nilai perubahan muka air yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 1,3 dan 5 buah siphon drain dapat menurunkan muka air di dalam model lereng masing-masing sebesar 33.5%, 40.4% dan 48.5%. Penampang resistivitas model lereng pun menunjukkan pengurangan area resistivitas rendah secara signifikan, terutama akibat penggunaan 5 buah siphon yang menghasilkan profil penampang resistivitas menyerupai kondisi kering. Dalam kondisi tanpa drainase siphon, luas zona resistivitas rendah pada Lintasan 1 dan Lintasan 2 masing-masing sebesar 24.6% dan 37.3%. Akibat penggunaan 5 buah siphon drain, luas zona tersebut pada Lintasan 1 dan Lintasan 2 masing- masing berubah menjadi 0.65% dan 4.67%. Sedangkan penggunaan 1 dan 3 buah siphon memberikan hasil zona resistivitas yang cenderung serupa satu sama lain.