Pengaruh Kombinasi Monosodium Glutamat dan Diet Tinggi Lemak terhadap Serum Kortisol pada Tikus Wistar (Rattus novergicus) Betina Dewasa

Main Author: Devina, Angie
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179843/1/Angie%20Devina.pdf
http://repository.ub.ac.id/179843/
Daftar Isi:
  • Kesehatan individu dapat dipengaruhi berbagai macam hal, salah satunya adalah makanan. Monosodium glutamate (MSG) dan diet tinggi lemak (DTL) sangat sering ditemukan dalam berbagai jenis olahan sebagai makanan sehari hari. Pada studi yang dilakukan sebelumya, MSG dan DTL masing-masing terbukti dapat menyebabkan hiperkortisolisme yang berhubungan dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik berhubungan dengan HPA axis. HPA axis adalah sebuah kompleks endokrin yang saling mempengaruhi melalui mekanisme feedback, yang termasuk komponen didalamnya adalah organ hipotalamus, pituitary, dan adrenal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ipengaruh kombinasi MSG dan DTL terhadap kadar kortisoli serum. Penelitian ini menggunakan metode experimental terhadap 6 kelompok tikus wistar yaitu diberikan perlakuan negatif, diet tinggi lemak,iMSG 0.7mg/hari, serta kombinasi keduanya pada dosis MSG 0.05mg/hari, 0.2 mg/hari, 0.35 mg/hari selama 56-61 hari. Tikus lalu dibedah dan diambil darahnya dari aorta dan dilanjutkan dengan pengujian konsentrasi hormone kortisol dengan ELISA kit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian kombinasi MSG dan DTL berbagai dosis terhadap kadar serum kortisoli pada tikus wistar betina dewasa akan meningkatkan kadar kortisoli serum pada tikus.