Pengaruh Pemanfaatan Silase Kulit Ketela Pohon (Manihot Esculenta) Dengan Penambahan Berbagai Zat Aditif Terhadap Kandungan Nutrien Dan Produksi Gas

Main Author: Auzana, Fadhilatul Ilhami
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179745/
Daftar Isi:
  • Ketela pohon (Manihot esculenta) adalah jenis umbi yang cukup penting perannya sebagai bahan pangan dan juga sebagai sumber energi. Ketela pohon banyak dijadikan sebagai bahan pangan dan juga olahan industri rumah tangga. Industri pengolahan ketela pohon sangat banyak potensi yang bisa diambil salah satunya adalah kulit ketela pohon, salah satu teknik pengolahan pakan ternak yang telah banyak dilakukan adalah silase. Silase merupakan hijauan makanan ternak yang disimpan dalam keadaan segar dengan kadar air 60-70% disimpan di dalam tempat yang disebut silo dalam kondisi anaerob dan menghasilkan silase yang dapat disimpan lama dan dapat dikonsumsi oleh ternak pada saat yang dibutuhkan, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh penambahan zat aditif pada silase kulit ketela pohon terhadap kandungan nutrien dan produksi gas. Penelitian ini dilakukan sejak Februari hingga Mei 2019 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Penelitian dilakukan menggunakan bahan kulit ketela pohon (Manihot esculenta) dengan penambahan bahan aditif untuk mengetahui kandungan nutrien dan produksi gas dengan teknik in vitro. Metode penelitian adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan berbagai zat aditif dalam pembuatan silase kulit ketela pohon memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap BK dan SK. Terdapat kecenderungan BK tertinggi pada P1 (24,81±1,93) dan SK terendah pada P0 (13,35±1,59). Penambahan berbagai zat aditif dalam pembuatan silase kulit ketela pohon memberikan perbedaan sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan BO dan PK. PK terbaik pada P3 yaitu perlakuan kulit ketela pohon + tepung jagung 3% (9,60±0,61), P2 (8,26±1,37), P1 (7,51±0,67), P0 (5,20±1,49). Hasil pengamatan terhadap uji produksi gas menunjukkan bahwa penambahan berbagai zat aditif dalam pembuatan silase kulit ketela pohon memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap produksi gas total inkubasi 48 jam, potensi produksi gas (b), dan laju produksi gas (c). Perlakuan P3 memiliki produksi gas terbaik (137,97 ml/500 mgBK) memiliki trend yang sama dengan potensi produksi gas (139,21±11,08 ml/500 mgBK) dan laju produksi gas (0,1157±0,0057 ml/jam). Hasil penelitian menunjukkan penambahan berbagai zat aditif memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap nilai Energi Metabolisme (EM) dan Energi Net (EN) (P>0,05). Nilai kandungan EM memiliki trend yang sama dengan nilai produksi gas dengan Perlakuan P3 (20,21 MJ/KgBK) memiliki nilai EM tertinggi. Nilai Energi Net (EN) memiliki kandungan terbaik pada P2 (4,09 MJ/KgBK) yaitu pelakuan kulit ketela pohon + bekatul 3%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan P3 (kulit ketela pohon + tepung jagung 3%) dapat memberikan pengaruh terbaik berdasarkan nilai PK yang tinggi dan SK yang rendah serta menunjukkan bahwa nilai produksi gas yang tertinggi dan memiliki trend yang sama dengan, potensi produksi gas (b), laju produksi gas (c), Energi Metabolisme (EM) dan Energi Net (EN) terbaik. Saran dalam penelitian ini kedepannya perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pemberian level bahan aditif yang lebih tinggi.