Pengaruh penggunaan pakan dengan Antibiotic Growth Promoter (AGP) dan Non-AGP dengan penambahan jahe merah terhadap performans produksi ayam pedaging
Main Author: | Bowie, Giffari Allam |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/179600/ |
Daftar Isi:
- Antibiotik Growth Promotor (AGP) telah lama digunakan dalam pakan ternak untuk mencegah penyakit dan meningkatkan pertumbuhan. Cara kerja dari antibiotik pemacu pertumbuhan belum seluruhnya terjelaskan. Namun, efek pemacu pertumbuhannya dapat dihubungkan dengan pengaruh pada mikroflora usus untuk ternak dan tercapai efisiensi penggunan pakan. Penggunaan antibiotik (Antibiotic Growth Promoter atau AGP) telah dilarang penggunaannya di beberapa negara termasuk Indonesia. Adalah menjadi menarik untuk meneliti tentang pengaruh penggunaan pakan dengan Antibiotic Growth Promoter (AGP) dan Non-AGP dengan penambahan jahe merah terhadap performans produksi ayam pedaging. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) dan Non-AGP dengan penambahan jahe merah periode starter dan finisher pada pakan terhadap bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan pada ayam pedaging. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai informasi tentang penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) dan Non- Antibiotic Growth Promoter pada pakan terhadap bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan pada ayam pedaging. Materi penelitian adalah ayam pedaging sebanyak 200 ekor yang di bagi menjadi kelompok sampel AGP dan Non-AGP dengan penambahan jahe merah dalam satu kali periode pemanenan. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Data yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dan diolah secara statistik deskriptif dan membandingkan hasil penelitian dengan literatur yang sudah ada dengan menggunakan Uji T (Independent samples T-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (P<0,05) antara penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) dan Non- Antibiotic Growth Promoter pada pakan terhadap konsumsi pakan, bobot badan dan konversi pakan pada ayam pedaging. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata konsumsi pakan starter sebesar 1110 per ekor, sedangkan pada kelompok Pakan Non-AGP diperoleh rata-rata konsumsi pakan starter sebesar 1257 per ekor. Sedangkan pada penelitian, kelompok pakan AGP memiliki rata-rata konsumsi pakan finisher sebesar 2622 per ekor, sedangkan pada kelompok Pakan Non-AGP diperoleh rata-rata konsumsi pakan starter sebesar 2953 per ekor. Begitu halnya dengan perbedaan bobot badan kelompok Non-AGP lebih tinggi daripada kelompok AGP. kelompok pakan AGP memiliki rata-rata bobot badan starter sebesar 6,28 + 880 g. Sedangkan pada kelompok pakan Non-AGP diperoleh rata-rata bobot badan starter sebesar 5,81 + 985 g. kemudian pada kelompok pakan AGP memiliki rata-rata bobot badan finisher sebesar 16,75 + 1771,63 g. Sedangkan pada kelompok pakan Non- AGP diperoleh rata-rata bobot badan finisher sebesar 4,63 + 2060,00 g. Sehingga kelompok pakan AGP memiliki konversi pakan yang lebih besar dari Non-AGP dengan nilai rata-rata konversi pakan starter sebesar 0,009 + 1,26% dan 0,008 + 1,28 %. Sedangkan nilai rata-rata konversi pakan finisher sebesar 0,007 + 1,48% dan 0,003 + 1,43%. Kesimpulannya bahwa ada perbedaan antara penggunaan pakan AGP dan Non-AGP pada pakan terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan pada ayam pedaging. Pakan Non-AGP menghasilkan performans ayam yang lebih baik karena pemberian penambahan fitobiotik jahe merah dalam ransum bisa memberikan peningkatan pada pertambahan bobot badan. Selanjutnya, penambahan fitobiotik jahe merah dalam ransum ternyata menurunkan konversi pakan karena pakan tambahan jahe merah mengakibatkan proses pencernaan (digestion) berlangsung lebih baik. Penambahan jahe merah dalam ransum diduga juga menyebabkan proses pencernaan pakan terstimulasi, sehingga konversi pakan menjadi daging berjalan lebih optimal.