Pengaruh Umur Terhadap Kuantitas dan Kualitas Semen Sapi Peranakan Ongole‖
Main Author: | Islam, Muhammad Nauval |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/179586/ |
Daftar Isi:
- Kualitas semen mempunyai peranan penting dalam IB, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dengan teliti. Semen yang berkualitas dari seekor pajantan unggul dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: umur pejantan, sifat genetik, suhu, musim dan frekuensi ejakulasi. Umur merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kualitas semen segar, meskipun demikian belum banyak informasi tentang pengaruh umur terhadap kualitas semen, sehingga diperlukan pengkajian lebih lanjut Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang pada tanggal 17 Juni sampai 11 Juli 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kuantitas dan kualitas semen segar Sapi Peranakan Ongole (PO) pada umur yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui penggunaan pejantan Sapi PO sebagai penghasil semen berdasarkan umur ternak dan memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Materi penelitian ini menggunakan data sekunder dari data penampungan semen 6 ekor pejantan sapi PO yang berumur 3, 4 dan 5 tahun masing-masing 2 ekor pejantan. Pengujian semen secara makroskopis dan mikroskopis dilakukan oleh tenaga ahli laboratorium BBIB Singosari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari catatan produksi semen dan kualitas semen dari 6 ekor Sapi PO di BBIB Singosari selama 1 tahun terakhir. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam satu factor (Anova Single Factor), apabila ada perbedaan yang nyata atau sangat nyata maka dianalisis lanjut dengan menguunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Variabel yang diamati meliputi volume semen segar, pH semen segar, motilitas individu spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, motilitas before freezing, post thawing motility dan recovery rate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur memiliki pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap beberapa variabel penelitian seperti volume semen segar, pH semen segar, motilitas individu spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, motilitas before freezing dan post thawing motility. Rataan volume semen segar sapi PO umur 3, 4 dan 5 tahun berturut-turut adalah 4,45±1,26 ml/ejakulasi, 5,96±1,52 ml/ejakulasi dan 6,33±1,40 ml/ejakulasi. Rataan pH semen segar sapi PO umur 3, 4 dan 5 tahun berturut-turut adalah 6,45±0,16, 6,45±0,17 dan 6,37±0,18. Rataan motilitas individu spermatozoa sapi PO umur 3, 4 dan 5 tahun berturut-turut adalah 75,14±13,39%, 80,76±8,53% dan 73,58±10,66%. Rataan konsentrasi spermatozoa sapi PO umur 3, 4 dan 5 tahun berturut-turut adalah 1208,93±269,94 juta/ml, 1091,24±260,92 juta/ml dan 1318,83±223,94%. Rataan motilitas before freezing sapi PO umur 3, 4 dan 5 tahun berturut-turut adalah 56,71±2,39%, 58,36±2,51% dan 52,86±6,63%. Rataan post thawing motility spermatozoa sapi PO umur 3, 4 dan 5 tahun berturut-turut adalah 42,84±2,97%, 44,71±3,57% dan 40,59±3,36%. Sedangkan umur memiliki pengaruh nyata (P<0,05) hanya terhadap variabel recovery rate. Rataan recovery rate spermatozoa sapi PO umur 3, 4 dan 5 tahun berturut-turut adalah 55,88±7,02%, 53,99±6,28% dan 53,09±6,70%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa umur berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas semen sapi PO yang berada di BBIB Singosari. Sapi dengan umur 4 tahun memiliki tampilan karakteristik semen terbaik dalam beberapa variabel yang diuji seperti motilitas individu, before freezing dan post thawing motility. Sapi dengan umur 5 tahun memiliki tampilan karakteristik semen terbaik dalam beberapa variabel yang diuji seperti volume dan konsentrasi. Sedangkan sapi dengan umur 3 tahun memiliki tampilan karakteristik semen terbaik hanya dalam satu variabel yang diuji yaitu recovery rate. Saran dari hasil penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lagi dengan rentan tingkat umur yang lebih banyak agar mampu mencari titik umur yang lebih baik.