Perbandingan Kinerja Metode Prediksi Indeks Erosivitas Hujan Di Das Brantas Hulu Kota Batu Jawa Timur

Main Author: Khakim, Achmad Wildanul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179571/1/ACHMAD%20WILDANUL%20KHAKIM%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/179571/
Daftar Isi:
  • Perubahan penggunaan lahan (alih fungsi lahan) di DAS Brantas sebenarnya sudah berlangsung sejak awal abad 20, tetapi terjadi secara lambat (gradual). Wilayah DAS Brantas Hulu memiliki permasalahan penurunan kuantitas dan kualitas air yang diindikasikan dari seringnya terjadi banjir dan kekeringan di wilayah Kota Batu maupun bagian hilirnya. Berkurangnya lahan hutan sebagai resapan, dapat mempengaruhi besarnya erosi permukaan, sehingga ketika hujan turun terjadi peningkatan dan percepatan aliran permukaan. Kemampuan suatu hujan untuk dapat menimbulkan erosi disebut dengan erosivitas hujan. Erosivitas hujan dapat dihitung melalui model pendugaan erosi. Model pendugaan erosi yang banyak digunakan di berbagai negara termasuk Indonesia adalah pemodelan erosi Universal Soil Loss Equation (USLE). Indonesia memerlukan adaptasi dan modifikasi terhadap rumus USLE, modifikasi yang banyak dikembangkan adalah metode perhitungan indeks erosivitas hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara curah hujan dengan besarnya erosi, mengetahui kelayakan kinerja dari model prediksi erosivitas hujan dan untuk menganalisis efektifitas kinerja metode prediksi erosivitas dalam memprediksi nilai erosivitas hujan di DAS Brantas Hulu. Penelitian ini dilaksanakan di DAS Brantas Hulu Kota Batu khususnya di Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo pada bulan Januari hingga Mei 2018. Penelitian membutuhkan data curah hujan dari Klimatologi BMKG Karangploso. Penelitian ini menggunakan prediksi nilai indeks erosivitas dengan 2 metode persamaan, yaitu : Persamaan Bols dan Persamaan Lal. Sedangkan perhitungan erosivitas hujan menggunakan metode Wischmeier dan Smith merupakan nilai acuan dalam penelitian ini yang dinotasikan dalam bentuk EI30. Data hasil pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) 0,8487 dimana dapat dikatakan tergolong tinggi yang dapat diartikan bahwa hubungan curah hujan dengan erosi dapat digunakan sebagai faktor erosi. Nilai korelasi (r) antara erosi lapangan dengan erosivitas metode Bols sebesar 0,933 dan nilai korelasi antara erosi lapangan dengan erosivitas Lal sebesar 0,915. Hal ini menunjukkan prediksi indeks erosivitas metode Bols dan metode Lal masih layak digunakan untuk memprediksi erosivitas hujan dari curah hujan. Hasil analisa pengujian koefisien determinasi (R2) antara erosivitas Wischmeier dan Smith (EI30) dengan erosivitas prediksi Bols (RBols) dengan persamaan EI30 = 0,1961(RBols) + 0,0704 dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,7944 menunjukkan hubungan positif baik atau hubungan yang sangat kuat, sedangkan erosivitas prediksi Lal (RLal) dengan nilai erosivitas Wischmeier dan Smith (EI30) dengan persamaan EI30 = 0,0035(RLal) + 0,3883 dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,2486 menunjukkan hubungan positif lemah atau hubungan yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Bols tidak berbeda jauh bila dibandingkan dengan metode Wischmeier dan Smith (EI30), sehingga metode Bols masih sangat layak digunakan untuk memprediksi erosivitas dari data curahhujan harian. Hasil ini didukung dengan adanya perbandingan metode antara persamaan Bols dan Wischmeier dan Smith (EI30) dengan persamaan Lal dan Wischmeier dan Smith (EI30) dianalisis lanjut uji statistik dengan menggunakan uji t memiliki hasil t hitung erosivitas prediksi Bols (RBols) sebesar 0,19 dan erosivitas prediksi Lal (RLal) sebesar 6,78 dimana kedua persamaan tersebut memiliki nilai t tabel 2,05. Apabila hasil perhitungan Uji t berada pada daerah batas penerimaan hipotesis, yaitu jika t hitung < t tabel maka model yang digunakan memiliki akurasi yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa nilai prediksi dengan erosivitas prediksi Bols (RBols) masih dianggap sama dengan nilai erosivitas Wischmeir dan Smith (EI30), sedangkan erosivitas prediksi Lal (RLal) dianggap tidak sama dengan nilai erosivitas acuan (EI30). Perbedaan ini menunjukkan bahwa indeks erosivitas hujan tidak sama untuk setiap tempat dan metode prediksi Bols lebih baik digunakan untuk menghitung nilai erosivitas hujan dibandingkan dengan metode prediksi Lal pada lokasi penelitian yang berada pada iklim tropis khususnya di Indonesia.