Perbedaan Waktu Pemindahan F0 (Biakan Murni) Dan Komposisi Media Pada Pertumbuhan Dan Ketebalan Miselium Bibit Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
Main Author: | Serawai, Ides Fadhillah Tunjang |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/179559/1/IDES%20FADHILLAH%20TUNJANG%20SERAWAI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/179559/ |
Daftar Isi:
- Jamur ialah sebuah organisme pendegradasi kayu, tumbuhan dan daun-daun sisa. Jamur ialah salah satu alternartif pangan terbaik yang sedang digemari oleh masyarakat Indonesia. Seperti diketahui jamur tiram putih memang memiliki keunggulan seperti kandungan protein yang tinggi serta asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol. Secara umum jamur tiram putih melewati empat tahap proses budidaya yaitu pembuatan biakan murni, biakan induk, bibit induk dan bibit produksi (Gunawan, 2005). Terdapat beberapa faktor yang menghambat proses budidaya pada jamur tiram. Penyediaan bibit yang baik dan berkualitas tinggi ialah salah satu faktor yang mempengaruhi proses budidaya jamur tiram. Bibit jamur tiram yang diharapkan dan menjadi bibit yang baik ialah yang berasal dari kultur jaringan murni dan tidak terkontaminasi. Faktor penentu utama untuk mendapatkan hasil panenan jamur tiram yang baik bukan hanya dari proses budidayanya saja namun juga dari kualitas bibit dengan pemilihan serta pembuatan biakan murni yang benar dan kualitas komposisi media tanam yang baik. Dari uraian tersebut diatas dalam penelitian ini akan mengkaji perbedaan rentan waktu pemindahan bibit F0 pada bibit jamur tiram putih dan komposisi media tanam yang baik untuk pertumbuhan dan ketebalan hasil pada miselium bibit jamur tiram putih. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari – Mei 2019 bertempat di Laboratorium Jamur Tiram Putih Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Penelitian ini ialah penelitian faktorial yang di rancang secara Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan 2 faktor yaitu Rentan waktu pemindahan biakan murni (F0) dan pemberian Komposisi media. Perlakuan pada faktor pertama terdiri dari; P1= PWP bibit 14 hsi; P2= PWP bibit 21 hsi; P3= PWP bibit 28 hsi; P4= PWP bibit 35 hsi; dan P5= PWP bibit 42 hsi. Sedangkan pada faktor kedua terdiri dari; M0= 8 Kg Serbuk Gergaji+2 Kg Bekatul; M1= 10 Kg biji sorgum; M2= 10 Kg biji gabah; dan M3= 10 Kg biji jagung. Terdapat 3 ulangan pada setiap perlakuan. Parameter pengamatan pada penelitian ini antara lain, panjang miselium (cm), kecepatan pertumbuhan miselium (cm/hari), ketebalan miselium, dan persentase kontaminasi (%). Data yang didapat dari pengamatan selanjutnya akan dianalisis menggunakan BNJ dengan taraf 5% untuk mengetahui interaksi yang terjadi pada kedua perlakuan. Hipotesis yang dapat ditarik dari penelitian ini bahwa perbedaan waktu pemindahan F0 disertai komposisi media pada bibit jamur tiram putih mempengaruhi pertumbuhan dan ketebalan bibit jamur tiram putih. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perbedaan waktu pemindahan F0 dan komposisi media memberikan pengaruh nyata terhadap panjang miselium semua umur pengamatan. Perlakuan komposisi media sorgum dengan waktu pemindahan biakan murni 14 hsi (P1) menghasilkan panjang miselium yang lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan komposisi media yang lainnya. Parameter kecepatan pertumbuhan memiliki kecepatan yang bervariasi, pada media sorgum menunjukkan pertumbuhan miselium yang lebih cepat padaii umur 20 hsi. Begitu pula dengan parameter pengamatan ketebalan miselium bahwa media sorgum memiliki miselium yang lebih tebal pada umur 15 dan 35 hsi. Pada parameter pengamatan persentase kontaminasi didapatkan pada media sorgum dengan waktu pemindahan 14 hsi dan media gabah dengan waktu pemindahan 35 hsi tidak mengalami kontaminasi sama sekali dibandingkan dengan perlakuan yang lain.