Hubungan Antara Modal Sosial Penyuluh Dengan Pengembangan Kelas Kelompok Tani Di Desa Kalirejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan

Main Author: Siagian, Fifi Nur’ Afni
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179524/1/FIFI%20NUR%E2%80%99%20AFNI%20SIAGIAN%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/179524/
Daftar Isi:
  • Berdasarkan Data Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian tahun 2016-2017 kelompok tani selalu mengalami peningkatan jumlah kelompok, salah satunya provinsi Jawa Timur yang memiliki kelompok tani pada tahun 2016 sebanyak 42.805 kelompok dan pada tahun 2017 sebanyak 44.436 kelompok. Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu yang mengalami peningkatan jumlah kelompok tani di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Pasuruan mengalami peningkatan kelompok tani sebanyak 899 kelompok dari 24 kecamatan pada tahun 2015. Adanya peningkatan kelompok tani ini belum diikuti dengan peningkatan kualitas sehingga masih banyak kelompok tani yang belum mampu mandiri. Akibatnya, kualitas kelompok tani yang terbentuk tidak sesuai dengan peran aset komunitas masyarakat desa yang partisipatif, sehingga pengembangannya belum signifikan dalam meningkatkan kapasitas masyarakat untuk menjadi mandiri di dalam upaya peningkatan kesejahteraan. Pendekatan pengembangan kelompok bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi berbagai permasalahan dan kebutuhannya. Dengan berkelompok akan lebih mudah mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, dibandingkan dengan bekerja sendiri. Selain itu melalui kegiatan penyuluhan dapat meningkatkan perkembangan kelompok tani baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas, adanya hubungan baik dengan instansi terkait, peningkatan produksi, dan akhirnya terjadinya peningkatan ekonomi bagi petani. Wujud dari kegiatan penyuluhan dalam pengembangan kelompok tani bisa dicerminkan dengan adanya pertemuan anggota kelompok secara rutin dan kegiatan gotong royong yang didampingi oleh penyuluh. Melalui kegiatan penyuluhan diharapkan pembinaan para petani memiliki kemampuan dalam memperbaiki hidupnya, membentuk pendapat yang sehat, dan membuat keputusan yang efektif serta dapat meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya. Pendekatan pengembangan kelompok bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi berbagai permasalahan dan kebutuhannya. Dengan berkelompok akan lebih mudah mencapai tujuantujuan yang diinginkan, dibandingkan dengan bekerja sendiri. Modal sosial merupakan modal dasar yang kurang diperhatikan selama ini. Masyarakat yang memiliki modal sosial tinggi akan membuka kemungkinan dalam menyelesaikan kompleksitas persoalan dengan lebih mudah dengan saling percaya, toleransi, dan kerjasama yang dapat membangun jaringan baik di dalam kelompok masyarakat maupun dengan kelompok masyarakat lainnya. Modal sosial memiliki beberapa unsur-unsur yaitu kepercayaan, jaringan sosial, hubungan timbal balik, dan norma sosial. Unsur-unsur tersebut sangat berperan penting dalam kegiatan penyuluhan pertanian, karena setiap penyuluhan yang baik dapat menciptakan komunikasi yang baik antara penyuluh dan penerima dalam pengembangan kelompok tani. Pengembangan kelembagaan kelompok tani perluii diarahkan pada peningkatan kesadaran tentang pentingnya kebersamaan anggota dalam mendukung kegiatan kelompok. Kebersamaan anggota dalam mendukung kegiatan kelompok merupakan wujud sinergi antar anggota kelompok untuk meningkatkan dinamika kelompok tani. Dimana ada delapan unsur dinamika kelompok yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas kelompok, pengembangan dan pembinaan kelompok, kekompakan kelompok, tekanan kelompok, suasana kelompok dan keefektivan kelompok. Berdasarkan permasalahan yang berkembang, maka secara spesifik tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan modal sosial yang dimiliki oleh penyuluh; (2) Mendeskripsikan dinamika kelompok tani di daerah penelitian; (3) Mendeskripsikan pengembangan kelompok tani di daerah penelitian; (4) Menganalisis hubungan antara modal sosial dengan pengembangan kelas kelompok tani; (5) Menganalisis hubungan dinamika kelompok tani dengan pengembangan kelas kelompok tani. Penelitian ini dilakukan di Desa Kalirejo,Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Penelitian di rancang sebagai penelitian eksplanatif dengan metode survei yang dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2019. Jumlah sampel adalah 41 responden dengan metode proportionate stratified random sampling dari empat kelompok tani yang ada diDesa Kalirejo yang telah dipilih oleh peneliti. Data penelitian meliputi data primer dan sekunder yang didapatkan dari hasil kuisioner, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Peneliti menggunakan dua Analisis data yaitu analisis deskriptif menggunakan skala likert dan analisis Rank Spearman. Analisis data kuantitatif yang dilakukan yaitu uji korelasi rank spearman menggunakan Software SPSS versi 25 dan Ms. Excel. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.) Modal sosial antara penyuluh dengan kelompok tani terdiri dari kepercayaan, partisipasi, jaringan, norma dan timbal balik. Modal sosial penyuluh dengan kelompok tani termasuk dalam kategori tinggi yaitu adanya kepercayaan, partisipasi dan timbal balik. Sedangkan pada modal sosial jaringan dan norma termasuk dalam kategori cukup. 2). Dinamika kelompok tani sudah cukup dinamis dimana dinamika kelompok yang paling menonjol yaitu pada struktur kelompok dan suasana kelompok. 3). Pada pengembangan kelas kelompok tani termasuk dalam kategori cukup berkembang, dimana upaya pengembangan kelompok yang paling menonjol pada kemampuan kelompok dalam menjalankan agribisnis. 4). Terdapat hubungan antara modal sosial penyuluh dengan pengembangan kelas kelompok tani. 5). Terdapat hubungan antara dinamika kelompok dengan pengembangan kelas kelompok. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu modal sosial antara penyuluh dengan kelompok tani terdiri dari kepercayaan dengan persentase sebesar 73,66%, partisipasi dengan persentase sebesar 68,71%, jaringan dengan persentase sebesar 66,83%, norma dengan persentase sebesar 66,99% dan timbal balik dengan persentase sebesar 71,14%. Modal sosial penyuluh dengan kelompok tani yang sudah berjalan dengan optimal yaitu kepercayaan, partisipasi dan timbal balik. Sedangkan pada modal sosial jaringan dan norma masih belum berjalan optimal. Dimana penyuluh belum memiliki kerjasama dengan pihak luar swasta (lembaga atau instansi, perusahaan, dan universitas). Kemudian belum adanya aturan-aturan yang dibuat oleh kelompok tani agar anggota lebih bersikap disiplin dalam kelompok. Kemudian pada dinamika kelompok tani sudah cukupiii dinamis dimana dinamika kelompok yang paling menonjol yaitu pada struktur kelompok dan suasana kelompok. Pada masing-masing kelas kelompok tani, sudah memiliki struktur organisasi kelompok dan pembagian tugas dalam kelompok sedangkan pada suasana kelompok, hubungan antar anggota sudah berjalan dengan baik, dimana anggota saling mengenal akrab dan tidak ada perselisihan. Selanjutnya pada pengembangan kelas kelompok tani termasuk dalam kategori cukup berkembang, dimana upaya pengembangan kelompok yang paling menonjol pada kemampuan kelompok dalam menjalankan agribisnis, dimana anggota kelompok sudah dapat melakukan penjualan hasil tani. Pada kemandirian kelompok dan kemampuan kelompok dalam menjalankan fungsinya masih belum optimal. Selanjutnya Terdapat hubungan antara modal sosial penyuluh dengan pengembangan kelas kelompok tani, dimana adanya modal sosial dapat mengembangkan kelas kelompok tani meliputi kepercayaan dengan nilai koefisien sebesar 0,550, partisipasi dengan nilai koefisien sebesar 0,693, jaringan dengan nilai koefisien sebesar 0,498, norma dengan nilai koefisien sebesar 0,428 dan timbal balik dengan nilai koefisien sebesar 0,565. Kemudian pada tujuaan kelima terdapat hubungan antara dinamika kelompok dengan pengembangan kelas kelompok dengan nilai koefisien sebesar 0,487, dimana jika dinamika kelompok dapat meningkat, maka kemampuan kelompok akan bertambah. Hasil dari penelitian ini berbentuk rekomendasi, dimana ditujukan kepada pihak-pihak terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pasuruan. Sehingga hasil penelitian dapat diterapkan atau lebih dimanfaatkan sebagai salah satu cara mengupayakan pengembangan kelas kelompok tani, agar kelompok tani dapat lebih mandiri dengan menambah jaringan sosial dengan petani lain. Penyuluh antar penyuluh dapat bekerjasama dalam melakukan pengembangan kelompok tani agar petani dapat lebih sejahtera. Dimana dengan lebih memanfaatkan modal sosial kepercayaan untuk membangun relasi yang menguntungkan dengan berbagai pihak, menjunjung tinggi norma yang diyakini bersama sehingga dapat mempermudah dalam pengembangan kelas kelompok tani. Selain itu, untuk meningkatkan dinamika kelompok juga dapat dilakukan dengan berinteraksi dengan kelompok lain yang lebih baik dapat menjadi tekanan dalam kelompok. Sehingga kelompok dapat kelompok dapat termotivasi untuk berubah kearah yang lebih baik.