Pengaruh Lama Pengomposan Pada Berbagai Suhu Sterilisasi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
Main Author: | Ramdhani, Abdul Hafizh |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/179509/1/ABDUL%20HAFIZH%20RAMDHANI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/179509/ |
Daftar Isi:
- Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang termasuk ke dalam famili Agaricaceae yang dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena mengandung gizi dan rasa yang cukup lezat. Budidaya jamur tiram putih di Indonesia belum dapat untuk memenuhi kebutuhan konsumen setiap hari. Salah satu faktor yang memengaruhi budidaya jamur tiram putih yaitu media tanam jamur tiram putih. Pembuatan media tanam jamur tiram ini perlu dilakukan pengomposan dikarenakan dalam media tanam jamur tiram ini terdapat serbuk gergaji yang memiliki senyawa kompleks yang perlu diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Selain itu, media yang tidak steril dapat mengganggu kelangsungan produksi jamur tiram putih. Hipotesis dari penelitian ini adalah lama pengomposan 4 hari dan suhu sterilisasi sebesar 110oC merupakan komposisi terbaik untuk pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus L.) Penelitian dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kompos Universitas Brawijaya, Lowokwaru, Malang, Jawa Timur untuk pengomposan media tanam dan CV Damar Ayu, Kec. Pakisaji, Kabupaten Malang untuk budidaya jamur tiram putih. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga bulan Mei 2019. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk melihat adanya pengaruh interaksi perlakuan. Perlakuan disusun secara faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor lama pengomposan yang berbeda dan faktor berbagai suhu sterilisasi. Faktor lama pengomposan (P) terdiri dari: P0: Tanpa perlakuan (kontrol) dan P1: selama 2 hari dan P2: selama 4 hari dan P3: selama 6 hari. Faktor suhu sterilisasi (S) terdiri dari S1: 100oC, S2: 110oC, S3: 120oC. Penelitian ini menggunakan 12 kombinasi perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan sehingga didapatkan 36 satuan percobaan. Data pengamatan dianalisis menggunakan analisis data (uji F) dengan taraf 5% dan dilanjutkan uji BNJ dengan taraf 5%. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pertumbuhan (panjang miselium dan lama miselium memenuhi baglog), hasil (muncul pertama kali pinhead, jumlah tudung buah, dan bobot segar jamur tiram putih). Hasil penelitian perlakuan lama pengomposan pada berbagai suhu sterilisasi menunjukkan adanya interaksi antar perlakuan lama pengomposan pada berbagai suhu sterilisasi. Perlakuan pengomposan kontrol, 2 hari, dan 6 hari pada suhu sterilisasi 100 oC, 110oC, dan 120oC menghasilkan bobot segar jamur tiram putih yang tidak berbeda nyata, sedangkan pada perlakuan pengomposan 4 hari dengan suhu sterilisasi 110oC menghasilkan bobot segar jamur tiram putih lebih tinggi dibandingkan dengan suhu sterilisasi 100 oC namun tidak berbeda nyata dengan suhu sterilisasi 120oC.