Pengaruh Terapi Melatonin Terhadap Gambaran Histopatologis dan Kadar Malondialdehid pada Otak Tikus (Rattus Norvegicus) Model Neuroinflamasi dengan Induksi Lipopolisakarida

Main Author: Hadi, Deni Aulia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179457/
Daftar Isi:
  • Inflamasi merupakan respon awal dari sistem imun terhadap sinyal bahaya yang diakibatkan oleh infeksi atau iritasi. Infeksi dan iritasi penyebab Inflamasi saraf, terjadi karena invasi otak oleh patogen seperti virus atau bakteri yang memicu pemecahan sawar darah otak. Pemberian lipopolisakarida (LPS), endotoksin dari dinding sel bakteri sebagai penginduksi inflamasi yang kuat, memicu aktivasi mikroglia yang kemudian melepaskan mediator proinflamasi, seperti sitokin dan ROS yang dapat menginisiasi kerusakan sel neuron. Melatonin adalah hormon yang memainkan peran penting dalam pengaturan ritme sirkadian, sangat berpotensi sebagai pengangkut radikal bebas dan bertindak sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi melatonin yang dapat ditentukan dalam inflamasi saraf yang diinduksi oleh lipopolisakarida (LPS, 20 ng) melalui penanda stres oksidatif (malondialdehida) serta gambaran histopatologi otak. Berdasarkan analisis data One Way ANOVA (Analysis of Varian) dan uji BNJ menunjukkan bahwa terapi melatonin paten memiliki perbedaan nyata pada (P<0.05) dengan penurunan MDA pada melatonin (3, 6 dan 9 mg) sebesar (19,46%; 21,88%; 22,23%). Melatonin paten (3, 6 dan 9 mg/kg) dapat menurunkan sitokin pro-inflamasi dan stres oksidatif yang diinduksi LPS di berbagai daerah otak. Selain itu terdapat perbaikan gambaran histopatologi di berbagai daerah otak pada sel yang mengalami inflamasi. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan potensi terapi melatonin untuk inflamasi saraf dapat menurunkan kadar malondialdehid dan memperbaiki histopatologi otak tikus.