Pengaruh Berbagai Kotoran Ternak Terhadap Proses Pengomposan Dan Kualitas Kompos Dari Sabut Kelapa

Main Author: Setyorini, Dimas Ayu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179362/1/DIMAS%20AYU%20SETYORINI%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/179362/
Daftar Isi:
  • Sabut kelapa merupakan bagian luar dari buah kelapa yang berupa seratserat kasar. Sabut kelapa mengandung unsur hara N, P, K, Ca, Fe, Mg, Na, Mn, Cu, Zn, dan Al sehingga berpotensi untuk dijadikan pupuk organik. Namun, sabut kelapa memiliki nilai C/N rasio yang tinggi (62,14) jika diaplikasikan langsung ke tanah dapat menyebabkan terjadinya kompetisi unsur hara oleh mikroorganisme dekomposer untuk menguraikan bahan organik dengan tanaman dalam menyerap unsur hara. Upaya untuk menghindari hal tersebut yaitu dengan melakukan proses pengomposan sabut kelapa dengan penambahan bahan lain yang memiliki C/N rendah seperti kotoran ternak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh berbagai kotoran ternak (ayam, sapi, kambing) terhadap proses pengomposan sabut kelapa, kualitas kompos yang dihasilkan, dan populasi bakteri pada kompos. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Juni 2019 di UPT Kompos Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Bahan yang dikomposkan yaitu sabut kelapa dan kotoran ternak (kotoran ayam, sapi dan kambing). Penelitian dilakukan dengan 7 perlakuan 3 ulangan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang digunakan yaitu (1) SK (100% sabut kelapa), (2) 1KA (75% sabut kelapa + 25% kotoran ayam), (3) 2KA (50% sabut kelapa + 50% kotoran ayam), (4) 1KS (75% sabut kelapa + 25% kotoran sapi), (5) 2KS (50% sabut kelapa + 50% kotoran sapi), (6) 1KK (75% sabut kelapa + 25% kotoran kambing), dan (7) 2KK (50% sabut kelapa + 50% kotoran kambing). Parameter yang diamati meliputi suhu, bobot kompos, total populasi bakteri, pH, C-organik, N-total, C/N rasio, P-total dan K-total. Data dianalisis menggunakan aplikasi Genstat, apabila terdapat hasil beda nyata pada Analysis of Variance (Anova) uji F taraf 5% maka dilakukan uji lanjut menggunakan BNJ taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan suhu selama proses pengomposan, suhu tertinggi terjadi pada 12 hari pengomposan yang memasuki fase termofilik. Perlakuan dengan penambahan kotoran ternak memiliki suhu puncak mencapai 49,23oC, sedangkan perlakuan SK hanya mencapai suhu 32,07oC. Penyusutan bobot kompos terendah terdapat pada perlakuan tanpa penambahan kotoran ternak (SK). pH akhir kompos semua perlakuan berkisar antara 6,81–7,05 yang tergolong netral. C-organik tertinggi pada perlakuan SK sebesar 32,7%. Kompos perlakuan SK memiliki kandungan N, P dan K total terendah. N dan P total tertinggi terdapat pada perlakuan 2KA, sedangkan K-total tertinggi terdapat pada perlakuan 2KK yaitu 4,32%, kandungan N, P dan K total semua perlakuan telah memenuhi standar kualitas kompos berdasarkan SNI 19- 7030-2004. C/N rasio kompos semua perlakuan telah memenuhi standar kualitas kompos kecuali perlakuan tanpa penambahan kotoran ternak (SK). Populasi bakteri kompos tertinggi terdapat pada perlakuan 2KA yang pada 4 minggu setelah pengomposan mencapai 81,74 x 105CFU/g kemudian diikuti 2KS yaitu 81,35 x 105CFU/g dan terendah terdapat pada perlakuan SK yaitu 34,2x 105CFU/g.