Pengaruh Waktu Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Buncis (Phaseolus Vulgaris L.) Tipe Tegak
Main Author: | Dewi, Mila Kumala |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/179275/1/Mila%20Kumala%20Dewi%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/179275/ |
Daftar Isi:
- Buncis (Phaseolus vulgaris L.) ialah tanaman sayuran kelompok kacangkacangan yang dimanfaatkan bijinya. Dua tipe pertumbuhan tanaman buncis, ialah tipe merambat dan tipe tegak. Buncis tipe tegak memiliki keunggulan dalam budidayanya ialah tanpa ajir sehingga bisa mengurangi biaya produksi hingga 30%. Populasi tanaman buncis tegak ha-1 dua kali lebih besar dari populasi buncis tipe merambat, ialah rata-rata 150.000 - 200.000 tanaman ha-1, sedangkan populasi buncis merambat ha-1 hanya setengahnya. Faktor biotik dan abiotik ialah faktor pembatas yang menentukan produksi buncis. Faktor biotik tersebut ialah adanya gulma yang bersaing dengan tanaman buncis yang dapat menurunkan hasil tanaman. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi buncis dan mengurangi faktor pembatas dari biotik dan abiotik ialah dengan menggunakan varietas unggul, penerapan teknik budidaya dan pengelolaan lingkungan tempat tumbuh tanaman dengan tepat. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei 2019 hingga Juli 2019 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Jatimulyo, UB, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Topografi ketinggian Desa Landungsari berada pada ketinggian sekitar 460 m dpl. Alat yang digunakan pada penelitian ialah oven, kuadrat berukuran 1 m × 0,5 m, penggaris, meteran, gembor, cangkul, tugal, kamera digital dan timbangan analitik.Bahan yang digunakan pada penelitian ialah buncis tipe tegak varietas lokal TALA, varietas lokal Jogja, varietas Balitsa- 1, pupuk kandang ayam dan pupuk NPK 16-16-16. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor, 9 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Faktor 1 : Perlakuan varietas (V), V1: varietas lokal TALA, V2: varietas lokal Jogja, V3: varietas Balitsa-1. Faktor 2: Perlakuan perbedaan waktu penyiangan gulma (G), G0: tanpa penyiangan gulma, G1: penyiangan gulma pada 7, 14, 21 dan 28 HST, G2: penyiangan gulma pada 7, 14, 21, 28, 35, 42 dan 49 HST. Variabel pengamatan meliputi analisis vegetasi yang terdiri dari persentase penutupan gulma total, bobot basah gulma total dan bobot kering gulma total. Analisis pertumbuhan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah ruas batang dan bobot kering total tanaman. Komponen hasil terdiri dari jumlah polong/tanaman, jumlah polong/petak, bobot basah polong/petak, bobot kering polong/petak, bobot basah polong/tanaman dan bobot kering polong/tanaman. Apabila hasil analisis ragam menyatakan terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.ii Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah waktu pengendalian gulma dan varietas yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tipe tegak serta terdapat interaksi antara waktu pengendalian gulma dan varietas pada pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tipe tegak. Penggunaan varietas Balitsa-1 dan penyiangan gulma pada 7, 14, 21, 28, 35, 42 dan 49 HST memberikan hasil terbaik pada parameter bobot kering tanaman, jumlah polong/tanaman, bobot basah polong/tanaman, bobot kering polong/tanaman, jumlah polong/petak, bobot basah polong/petak dan bobot kering polong/petak. Terjadi pergeseran vegetasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan beberapa jenis gulma pada sebelum olah tanah dan sesudah olah tanah.