Pengaruh Pemberian Wood Vinegar Batok Kelapa Dan Indole-3-Butyric Acid (Iba) Terhadap Pertumbuhan Pucuk Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) Kuntze)
Main Author: | Bagaskara, Agung |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/179219/1/AGUNG%20BAGASKARA%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/179219/ |
Daftar Isi:
- Teh pertama kali dibudidayakan oleh manusia yaitu pada sekitar abad keempat hingga awal abad kelima di daerah tenggara Tiongkok. Di Indonesia sendiri, produksi teh Indonesia pada tahun 2015 ialah 61.915 ton, atau setara dengan nilai sekitar 126.051 USD. Salah satu upaya meningkatkan produktivitas teh ialah dengan menambahkan bahan organik ramah lingkungan dan dikombinasikan dengan zat pengatur tumbuh. Bahan organik ramah lingkungan salah satunya wood vinegar batok kelapa dari hasil campuran larutan dan dispersi koloid dari uap asap kayu dalam air yang diperoleh dari hasil pirolisis. Hormon auksin sintetik salah satunya ialah Indole-3-butyric acid (IBA). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi wood vinegar batok kelapa dan IBA yang tepat untuk mempercepat pertumbuhan pucuk teh dan untuk menjadikan wood vinegar batok kelapa sebagai substitusi IBA. Adapun hipotesis yang diberikan pada penelitianini ialah terdapat interaksi konsentrasi wood vinegar batok kelapa dan IBA yang dapat mempercepat tunas pucuk tanaman teh, serta terdapat dugaan bahwasanya wood vinegar batok kelapa dapat digunakan sebagai substitusi IBA. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2019 di PT. Perkebunan Nusantara VIII Pasirmalang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT). Faktor pertama ialah konsentrasi wood vinegar batok kelapa sebagai main plot, terdiri dari , M0 = Tanpa wood vinegar batok kelapa; M1 = Wood vinegar batok kelapa konsentrasi 10 ml/l; M2 = Wood vinegar batok kelapa konsentrasi 40 ml/l. Faktor kedua ialah pemberian konsentrasi IBA sebagai sub plot, terdiri dari, A0 = Tanpa pemberian IBA; A1 = IBA konsentrasi 200 ppm; A2 = IBA konsentrasi 400 ppm. Dari kedua plot didapati sembilam kombinasi perlakuan M0A0 = KONTROL (Tanpa pemberian wood vinegar dan IBA); M0A1 = Tanpa wood vinegar batok kelapa + IBA 200 ppm; M0A2 = Tanpa wood vinegar batok kelapa + IBA 400 ppm; M1A0 = Wood vinegar batok kelapa 10 ml/l + Tanpa pemberian IBA; M1A1 = Wood vinegar batok kelapa 10 ml/l + IBA 200 ppm; M1A2 = Wood vinegar batok kelapa 10 ml/l + IBA 400 ppm; M2A0 = Wood vinegar batok kelapa 40 ml/l + Tanpa pemberian IBA; M2A1 = Wood vinegar batok kelapa 40 ml/l + IBA 200 ppm; M2A2 = Wood vinegar batok kelapa 40 ml/l + IBA 400 ppm. Sembilan perlakuan tersebut diulang sebanyak 3 kali, sehingga didapati 27 petak percobaan. Masing-masing petak percobaan terdiri dari 32 tanaman, sehingga didapati 864 tanaman pada keseluruhan area percobaan. Berdasarkan hasil penelitian, belum didapatkan dosis konsentrasi wood vinegar batok kelapa dan IBA yang berpengaruh nyata untuk mempercepat pertumbuhan pucuk teh, sehingga penelitian berikutnya dapat meningkatkan intensitas pengaplikasian dari wood vinegar batok kelapa maupun konsentrasi IBA untuk mendapatkan hasil berbeda nyata pada percepatan pertumbuhan pucuk. Kombinasi wood vinegar batok kelapa 10 ml/l dengan IBA 400 ppm memiliki hasil interaksi terbaik pada rerata tinggi pucuk di 14 hsp – 70 hsp dan rerata jumlah pucuk pekoe, serta hasil interaksi yang lebih baik pada interval panen dan tinggi pucuk di 84 hsp dibandingkan dengan interaksi pada perlakuan yang lain.