Uji Daya Hasil Galur Harapan Generasi F6 Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill)

Main Author: Agustin, Herlina Maya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179132/1/HERLINA%20MAYA%20AGUSTIN%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/179132/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penting ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Kedelai merupakan sumber makanan nabati karena mengandung minyak yang tinggi (20%), protein (40%), lemak, karbohidrat dan sebagainya (Toshiyuki et al., 2012). Produksi kedelai di Indonesia mengalami penurunan produktivitas sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa luas panen kedelai tahun 2013-2017 seluas 356.979 ha dengan produksi sebesar 542,446 ton dan produktivitas 15.20 ku.ha-1 (BPS, 2017). Rendahnya produksi kedelai disebabkan oleh beberapa faktor yaitu; (i) keterbatasan luas lahan untuk setiap komoditas, (ii) terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih unggul, perubahan iklim, dan bencana alam, (iii) terbatasnya kapasitas kelembagaan petani, (iv) terbatasnya modal petani, (v) peningkatan jumlah penduduk, (vi) distribusi pangan yang kurang merata (Kementan, 2016). Usaha untuk memenuhi kebutuhan kedelai harus dilakukan dengan peningkatan produksi dengan cara penerapan teknologi tepat guna seperti penggunaan varietas unggul dan perbaikan benih. Salah satu cara untuk mendapatkan varietas unggul dapat dilakukan dengan cara pemuliaan yaitu dengan melakukan persilangan. Hasil persilangan perlu dilakukan pengujian sebelum dilepas menjadi varietas baru. Pengujian dilakukan secara terus-menerus untuk memperoleh benih yang stabil, sehingga benih dapat dilepas sebagai varietas baru dan memiliki sifat unggul (Sjamsijah et al., 2018). Pengujian daya hasil masih perlu dilakukan seleksi untuk memperoleh genotipe yang terbaik dan dapat dilepas sebagai varietas baru berdasarkan kriteria penilaian sifat seperti hasil, kualitas, ketahanan, dan selera pasar (Septeningsih et al., 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter kualitatif dan kuantitatif dari galur harapan generasi F6 tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merrill) serta mendapatkan galur harapan generasi F6 tanaman kedelai (Glycine max (L.) yang berdaya hasil tinggi dan berumur genjah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2019 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya yang berlokasi di Agro Techno Park, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Malang. Alat yang digunakan adalah cangkul, timbangan, tali, label, alat tulis, penggaris, jangka sorong, timbangan analitik, dan tugal. Bahan penelitian terdiri dari benih F6 hasil pengembangan galur populasi bersegresi dari 6 tetua varietas kedelai yaitu Varietas Anjasmoro, Varietas Tanggamus, Varietas Argopuro, Varietas Grobogan, UB 1, dan UB 2. Sehingga diperoleh 30 genotipe yang akan digunakan sebagai bahan dari penelitian. Bahan digunakan adalah pupuk kandang dengan dosis 12 ton ha-1, pupuk NPK majemuk (16:16:16) dengan dosis 250 kg ha-1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pada penelitian ini terdapat 30 genotipe F6 hasil persilangan 6 tetua dan 6 tetua sebagai perlakuan yang akan diuji yaitu: 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 2.1, 2.3, 2.4, 2.5, 2.6, 3.1, 3.2, 3.4, 3.5, 3.6, 4.1, 4.2, 4.3,4.5, 4.6, 5.1, 5.2, 5.3, 5.4,5.6, 6.1, 6.2, 6.3, 6.4, 6.5. Masing-masing perlakuan akan diulangvi sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan pada karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter-karakter kualitatif yang diamati seperti warna hipokotil, tipe pertumbuhan, pola percabangan, warna bulu pada batang utama, bentuk daun tengah, bentuk daun lateral, warna bunga, warna polong, tingkat kekilatan warna polong, ukuran biji, bentuk biji, warna testa pada biji, intensitas warna kuning, warna hilum, warna funicle. Sedangkan pada karakter kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu karakter pertumbuhan dan parameter hasil. Karakter pertumbuhan dibagi menjadi dua yaitu pengamatan secara destruktif dan non destruktif. Pengamatan secara destruktif seperti bobot basah, luas daun dan bobot kering. Sedangkan pengamatan karakter non destruktif seperti tinggi tanaman, diameter batang, jumlah buku subur per tanaman dan jumlah cabang per tanaman, waktu mulai berbunga, waktu masak polong dan umur panen. Pada karakter pengamatan hasil dilakukan pada jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman, dan bobot 100 biji per tanaman. Analisis data kualitatif akan dianalisis berdasarkan panduan International Union for the Protection of New Varieties of Plants (UPOV) (2017) sedangkan data kuantitatif yang diperoleh dianalisis dengan analisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) yaitu dengan uji F pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie, 1993). Perlakuan yang menunjukkan perbedaan nyata (F hitung > F table 5%), maka akan diuji lanjut dengan Scott-Knott menggunakan aplikasi SASM-Agri pada taraf 5% untuk melihat perbedaan diantara perlakuan. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa dari 36 genotipe yang ditanam dilahan penelitian menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap parameter kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dari 36 genotipe yang diamati, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa galur harapan kedelai (Glyxine max (L.) Merrill) yang memiliki hasil tinggi dan berumur genjah yaitu genotipe GBG X AJM dan UB 2 X GBG. Genotipe – genotipe GBG X AJM dan UB 2 X GBG merupakan idiotipe galur harapan dalam penelitian ini. Genotipe : GBG X AJM dan UB 2 X GBG memiliki warna hipokotil ungu, tipe pertumbuhan determinate, warna bunga ungu, warna bulu cokelat tua, dan ukuran biji sedang.