Pengaruh Kombinasi Pupuk Nano Dan Npk Anorganik Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Chinensis L.)

Main Author: Santoso, Agung Hari
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179073/1/AGUNG%20HARI%20SANTOSO%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/179073/
Daftar Isi:
  • Sayuran merupakan komoditi utama yang paling diminati oleh penduduk Indonesia, berbagai komoditi sayuran tersedia, baik di pasar tradisional maupun modern. Diantara berbagai jenis sayuran, sawi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai nilai prospek dan komersial yang cukup tinggi. Hasil yang maksimal perlu adanya suatu usaha dan prosedur budidaya yang baik tanpa mengesampingkan dampak negatif lingkungan sekitar. Penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dikalangan petani kerap terjadi dengan asumsi meningkatkan hasil panen. Menurut Lestari (2009) pupuk anorganik juga memiliki kelemahan, yaitu pemberian secara terus menerus dapat merusak tanah, dosis yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan dan kematian tanaman dan dapat mengakibatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak dari penggunakan pupuk anorganik yang berlebihan ialah menggunakan pupuk nanoteknologi. Pupuk nanoteknologi memiliki ukuran 1 nm = 10-9 μm hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit dan mampu diserap tanaman secara optimal. Diharapkan pupuk nano mampu meningkatkan penyerapan hara, perlindungan tanaman, serta meningkatkan hasil tanaman dengan efisien dan menghematan sumberdaya lahan (Liu dan Lal, 2015). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2018 di desa Karangduren, kecamatan Pakisaji, kabupaten Malang. Ketinggian tempat pada lokasi penelitian 400-700 mdpl, dengan suhu harian berkisar antara 22°C – 28°C dan curah hujan 538,8 mm per tahun. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya cangkul, tugal, gembor, meteran, timbangan digital, penggaris, kamera, tray, kertas label Bahan yang digunakan yaitu pakcoy varietas Flamingo, pupuk nano Ultra Gen, dan pupuk Urea (N), SP36 (P) dan KCl (K). Metode yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) sehingga didapatkan 7 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. P1 = 100% NPK tunggal + 0% pupuk nano, P2 = 80% NPK tunggal + 20% pupuk nano, P3 = 60% NPK tunggal + 40% pupuk nano, P4 = 40% NPK tunggal + 60% pupuk nano, P5 = 20% NPK tunggal + 80% pupuk nano dan P6 = 0% NPK tunggal + 100% pupuk nano. Variabel pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun perhelai, dan luas daun. Variabel pengamatan hasil meliputi bobot segar total konsumsi perhektar bobot segar pertanaman, diameter bonggol dan kadar klorofil. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaaan yang nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 60% NPK + 40% pupuk nano menghasilkan panen sebesar 32,87 ton/ha, lebih tinggi dari pada 0% NPK + 100% pupuk nano menghasilkan panen sebesar 14,83 ton ha-1 dengan peningkatan hasil 55%.