Karakterisasi Tujuh Galur Kecipir Lokal (Psophocarpus Tetragonolobus L.)

Main Author: Rozaq, M Fatkhur
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179066/1/M%20FATKHUR%20ROZAQ%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/179066/
Daftar Isi:
  • Kecipir merupakan salah satu tanaman tropis yang merambat dan juga tanaman berjenis kacang-kacangan yang tumbuh baik di Indonesia. Indonesia dikenal memiliki keragaman sumberdaya genetik tanaman yang tinggi, salah satunya ialah kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.). Budidaya tanaman kecipir dilakukan secara tradisional sehingga ketersediaan benih masih terbatas. Keunggulan kecipir dibanding tanaman sayuran lainnya adalah seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan antara lain polong muda, polongtua, daun muda, daun tua, bunga dan umbi. Selain itu kecipir berfungsi sebagai tanaman penutup tanah, tanaman penahan erosi maupun tanaman penyubur tanah. Dengan keberagaman yang dimiliki tanaman kecipir dapat dijadikan sebagai bahan studi dibidang pemuliaan tanaman, hal ini karena dalam pemuliaan tanaman memiliki tujuan untuk mendapatkan varietas baru dengan sifat-sifat yang lebih baik dari tetuanya. Pada penelitian kali ini menggunakan tujuh galur lokal tanaman kecipir yang didapat dari beberapa lokasi yang berbeda. Pada galur lokal tanaman kecipir sangat berpontensi untuk dikembangkan. Dengan begitu usaha awal yang perlu dilakukan yaitu mengetahui beberapa karakter kualitatif dan karakter kuantitatif pada masingmasing galur lokal sehingga dapat digunakan sebagai sarana penambah informasi tentang karakter yang dimiliki tanaman kecipir. Penelitian dilaksanakan di lahan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Desa Jatimulyo terletak pada ketinggian 460 mdpl, dengan curah hujan rata-rata 2.71 mm per tahun, keadaan suhu rata-rata berkisar antara 200C-300C. Pelaksanaan penelitian dimulai pada akhir bulan Februari 2019 sampai dengan Juli 2019. Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, ember, seedling tray, ajir, tugal, jangka sorong, penggaris, alat tulis, meteran, timbangan digital dan benang nilon. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tujuh galur lokal kecipir NSM 2.1 (Malang), MMN 2.3 (Nganjuk), PLB 2.3 (Batu, Malang), PLB 1.1 (Batu, Malang), MDM 1.1 (Malang), PTL 1.2 (Lombok Utara, NTB), UB 1.2 (Brawijaya), pupuk kandang, Urea, SP36 dan KCl. Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan single plant (tanpa ulangan) dengan luas lahan yang digunakan 32 m x 18 m. Terdapat 7 bedengan dengan jumlah setiap bedengan di isi 12 benih kecipir, 10 tanaman utama dan 2 sebagai tanaman border. Parameter pengamatan yang digunakan yaitu menggunakan parameter kualitatif dan kuantitatif, karakter kualitatif meliputi warna daun, bentuk daun, bentuk polong, warna sayap polong, warna polong, warna batang, warna mahkota, bentuk biji sedangkan karakter kuantitatif meliputi jumlah polong pert anaman diambil rata-rata pada setiap pengamatan, jumlah polong per plot, berat polong per tanaman(gram), panjang polong dan jumlah biji per tanaman. Pada peneilian ini menggunakan analisa data berupa metode deskriptif. Pada pengamatan karakter kualitatif pengamatan warna daun secara visual pada kesulurahan 7 galur kecipir lokal diperoleh hasil dua variasi pada warna daun. Perbedaan warna daun terletak pada 5 galur yaitu PLB 1.1, UB 1.2, PLB 2.3, MNN 1.1, NSM 2.1 yang memiliki warna daun hijau. Sedangkan galur MDM 1.2 dan PTL 2.1 memiliki warna daun gelap. Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat variasi pada bentuk polong, diperoleh hasil bahwa pada 4 galur yaitu galur UB 1.2, PLB 1.1, PLB 2.3, MNN 1.1 memperoleh bentuk daun rectangular, sedangkan pada 3 galur yaitu galur PTL 2.1, NSM 2.1, MDM 1.2. mempunyai bentuk semi flat. Data hasil pengamatan pada warna sayap kesulurahan galur memiliki warna sayap hijau yaitu pada galur PLB 1.1,MDM 1.2, UB 1.2, PLB 2.3, MNN 1.1, NSM 2.1 DAN PTL 2.1. Pada keseluruhan galur kecipir lokal berbentuk persegi empat atau mempunyai empat siku, masing-masing sisi polong memiliki sayap yang bergelombang serta bergigi. Hasil pengamatan warna batang pada 7 galur kecipir lokal mendapatkan hasil yang bervariasi. Dari 7 galur kecipir lokal terdapat 6 galur kecipir yaitu galur PLB 1.1, MDM 1.2, UB 1.2, PLB 2.3, MNN 1.1, NSM 2.1 yang memiliki warna batang hijau. Sedangkan 1 galur kecipir yaitu PTL 2.1 memiliki warna ungu kehijauan, pada galur PLB 1.1 dengan bunga berwarna biru, pada galur MDM 1.2 memiliki warna bunga ungu gelap dan pada galur UB 1.2, PTL 2.1, NSM 2.1, MNN 1.1, PLB 2.3 mempunyai warna daun ungu gelap. Dari ke 7 galur kecipir lokal bentuk bunga menyerupai kupu-kupu . Bentuk bunga atau mahkota terdiri dari 5 bagian, yaitu 2 helai tajuk biasa disebut lunas yang berlekatan terdapat dibagian bawah, sehelai tajuk berbentuk besar terletak pada bagian atas, sedangkan 2 helai tajuk yang ke samping satu di kanan dan satu di kiri yang disebut sayap terletak diantara lunas dan bendera. Hasil pengamatan bentuk biji menunjukan bahwa terdapat dua variasi bentuk yaitu bulat dan oval. Pada galur NSM 2.1, MNN 1.1, MDM 1.2, PLB 1.1, PTL 2.1 memiliki bentuk biji oval. Sedangkan pada galur PLB 2.3 dan UB 1.2 memiliki bentuk biji bulat. Pada hasil kuantitatif galur PLB 1.1 menghasilkan jumlah polong per tanaman rata-rata 7 polong per tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 89 polong per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata memperoleh 8,87 gram, panjang polong (cm) ratarata 12,5 cm dan jumlah biji per polong rata-rata mencapai 9 biji per polong. Sedangkan pada galur MDM 1.2 hasil pengamatan menunjukan bahwa jumlah polong per tanaman rata-rata 8 polong per tanaman , jumlah polong per plot rata-rata 92 per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata 19,11 gram per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 21,5 cm dan jumlah biji per polong rata-rata 14 biji per polong. Pada galur UB 1.2 menghasilkan jumlah polong per tanaman rata-rata 7 polong per tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 84 per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata 13,93 gram polong per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 19,1 cm dan jumlah biji per polong rata-rata 10 biji. PLB 2.3 diperoleh hasil bahwa pada Jumlah polong per tanaman rata-rata 8 polong per tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 90 per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata 10,56 gram per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 14,5 cm dan jumlah biji per polong rata-rata 12. Sedangkan pada galur MNN 1.1 di peroleh hasil bahwa pada Jumlah polong per tanaman rata-rata 7 polong per tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 85 per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata 10,55 gram polong per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 16 cm dan jumlah biji per polong ratarata 12 per polong. Hasil pengamatan pada galur kecipir lokal NSM 1.2 adalah jumlah polong per tanaman rata-rata 7 polong per tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 90 per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata 17,88 gram polong per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 24,4 cm dan jumlah biji per polong rata-rata 11 biji per polong. Sedangkan pada galur PTL 2.1 memperoleh hasil pada jumlah polong per tanaman rata-rata 8 polong pr tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 97 per plot berat polong per tanaman (gram) rata-rata 14,44 gram polong per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 19 cm dan jumlah biji per polong rata-rata 9 biji per polong.