Peningkatan Kualitas Kompos Ampas Kopi Dengan Penambahan Kotoran Ternak Dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Kimia Tanah, Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata Sturt.)

Main Author: Dianita, Ulfa Ruly
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179008/1/ULFA%20RULY%20DIANITA%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/179008/
Daftar Isi:
  • Jagung manis banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri maupun konsumsi. Produksi jagung manis belum sesuai dengan target produksi pemerintah yaitu sebesar 26 juta ton. Kualitas lahan yang buruk karena rendahnya kandungan bahan organik menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya target produksi jagung manis. Limbah ampas kopi dengan penambahan kotoran ternak sebagai kompos merupakan salah satu sumber bahan organik yang dapat memperbaiki kesuburan tanah. Bahan ampas kopi dan kotoran ternak ayam serta sapi perlu melalui proses pengomposan terlebih dahulu untuk meningkatkan kualitas kompos sehingga unsur hara yang terkandung dalam bahan dapat tersedia bagi tanah dan tanaman. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) menganalisa kualitas kompos ampas kopi setelah dilakukan pengomposan dengan kotoran ternak, (2) menganalisa pengaruh aplikasi kompos ampas kopi terhadap sifat kimia tanah dan (3) mengetahui pengaruh pengaplikasian kompos ampas kopi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian dilakukan melalui dua tahapan. Penelitian tahap pertama berupa pembuatan pupuk kompos dilakukan selama 4 minggu pada bulan April-Mei 2019. Pembuatan kompos dilakukan di UPT Kompos Fakultas Pertanian. Penelitian tahap kedua berupa penanaman jagung manis dilakukan di Kebun Percobaan Jatimulyo, Malang pada bulan Mei-Juli 2019. Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdapat enam perlakuan aplikasi kompos pada tanaman jagung manis yaitu P0 (perlakuan tanpa kompos), P1 (100% ampas kopi), P2 (80% ampas kopi + 10% kotoran sapi + 10% kotoran ayam), P3 (60% ampas kopi + 20% kotoran sapi + 20% kotoran ayam), P4 (40% ampas kopi + 30% kotoran sapi + 30% kotoran ayam), P5 (20% ampas kopi + 40% kotoran sapi + 40% kotoran ayam). Masing-masing perlakuan dilakukan 4 kali ulangan. Parameter kualitas kompos yang diamati berupa suhu, pH, C-Organik, N-total, C/N rasio, Ptotal dan K-total. Parameter tanah yang diamati berupa pH, C-Organik, N-total, Ptersedia, K-tersedia. Parameter tanaman yang diamati berupa tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan berat tongkol. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan ANOVA, kemudian dilakukan uji F taraf 5% dan jika menunjukkan pengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengomposan ampas kopi dan kotoran ternak dapat meningkatkan kualitas kompos, sehingga memenuhi kriteria Standar Baku Mutu pupuk organik menurut SNI-19-7030-2004 dan Permentan/ No.70/Permentan/SR.140/10/2011. Hasil kompos tertinggi terdapat pada perlakuan P4 (40% ampas kopi + 30% kotoran sapi + 30% kotoran ayam) dengan nilai pH (7,02), N (2,76%), C-organik (29,46%), C/N (11), P (2,98%), K (1,14%) pada 4 MSP. Kompos ampas kopi berpengaruh nyata terhadap sifat kimia tanahii (pH, C-Organik, N-total, P-tersedia dan K-tersedia). Pengaruh yang terbaik ditunjukkan pada perlakuan P4 (40% ampas kopi + 30% kotoran sapi + 30% kotoran ayam) dengan nilai pH (6,46), C-organik (2,43%), N-total (0,32%), Ptersedia (32,40 ppm), K-tersedia (2,49 me/100 g). Pengaplikasian kompos perlakuan P4 (40% ampas kopi + 30% kotoran sapi + 30% kotoran ayam) berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan jagung manis (tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang). Sedangkan pada parameter berat tongkol perlakuan P4 (40% ampas kopi + 30% kotoran sapi + 30% kotoran ayam) menunjukkan hasil tertinggi.