Perbandingan Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Seledri (Apium graveolens L.) dan Chlorhexidine Terhadap Pertumbuhan Aggregatibacter actinomycetemcomitans Dengan Metode Difusi Sumuran
Main Author: | Rani, Desy Puspa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/178896/1/Desy%20Puspa%20Rani.pdf http://repository.ub.ac.id/178896/2/MAJALAH_DESY%20PUSPA%20RANI_155070401111042.pdf http://repository.ub.ac.id/178896/ |
Daftar Isi:
- Penyakit periodontal merupakan penyakit rongga mulut yang menempati urutan kedua di Indonesia. Periodontitis agresif sering dikaitkan dengan bakteri patogen, salah satu bakteri patogen dominan penyebab periodontitis agresif adalah Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Daun seledri (Apium graveolens L.) mengandung fenol, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Sedangkan chlorhexidine mampu mencegah terjadinya penyakit periodontal dikarenakan sifatnya yang bakterisid dan bakteriostatik terhadap berbagai macam bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa daun seledri (Apium graveolens L.) dapat menandingi daya antibakteri chlorhexidine terhadap pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dengan metode difusi sumuran. Perlakuan dibagi menjadi 4 kelompok (70%, 80%, 90%, 100%), chlorhexidine, dan kontrol negatif (aquades steril). Hasil uji statistika menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada setiap konsentrasi ekstrak daun seledri (One-Way ANOVA, p=0,000) dan terdapat hubungan yang bermakna antara konsentrasi ekstrak daun seledri yang diberikan terhadap diameter zona hambat pertumbuhan bakteri (Pearson, correlation coefficient = 0,862). Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak daun seledri (Apium graveolens L.) tidak dapat menandingi daya antibakteri chlorhexidine terhadap pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans.