Penentuan Upah Insentif Montir Bengkel Berdasarkan Output Standar Produksi Dengan Metode Stopwatch Time Study

Main Author: Anugerah, Dicky
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/178870/1/DICKY%20ANUGERAH%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/178870/
Daftar Isi:
  • SQ Body Repair merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa otomotif dalam perbaikan body kendaraan roda empat. SQ Body Repair memperbaiki kerusakan pada body mobil yang dihitung dalam satuan panel atau part dalam mobil. Proses pengerjaan di bengkel ini antara lain proses teter body, proses dempul, proses surface/epoksi, proses pengecatan, proses pemolesan, dan yang terakhir adalah proses salon mobil. Permasalahan yang terdapat pada bengkel SQ Body Repair adalah jumlah penyelesaian panel yang tidak sesuai dengan target penyelesaian bengkel jika dihitung per periodenya. Jumlah panel yang harus diselesaikan tenaga kerja tidak selesai tepat waktu dengan yang direncanakan oleh pihak bengkel dalam beberapa bulan terakhir. Saat ini belum dilakukan pengukuran kerja yang dilakukan bengkel untuk mengetahui waktu standar yang diperlukan untuk penyelesaian di setiap operasi kerja. Hal ini berdampak pada kekeliruan dalam perkiraan waktu penyelesaian yang dilakukan oleh bengkel. Tidak terdapatnya waktu standar yang dimiliki oleh bengkel SQ Body Repair untuk setiap operasi kerja yang dilakukan juga berdampak pada kinerja dari montir dibagian produksi. Selain itu pemilik bengkel juga sedang mencari cara bagaimana cara memotivasi kerja pegawainya, dan mencari beberapa cara pengupahan yang berbeda dengan yang dilakukan pihak bengkel saat ini. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan membahas mengenai pengukuran waktu kerja dan metode pengupahan insentif. Penelitian ini dimulai dengan pengukuran waktu kerja dengan metode Stopwatch Time Study. Langkah awal yang dilakukan dalam melakukan pengukuran kerja adalah pembagian operasi menjadi elemen-elemen kerja. Selanjutnya dilakukan pengambilan data waktu pengukuran kerja sejumlah N dan dilakukan uji kecukupan serta uji keseragaman data. Setelah itu dilakukan penyesuaian waktu dengan performance rating untuk mendapatkan waktu normal. Setelah mendapatkan waktu normal, dilakukan perhitungan Allowance untuk selanjutnya mendapatkan waktu baku untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan dan output standar per hari yang dapat dihasilkan. Setelah mendapatkan waktu baku dan output standar, dilakukan perhitungan upah insentif dengan metode The Gantt Task and Bonus System dan Upah Per Potong Taylor. Acuan dalam memberikan upah insentif didasarkan pada perbandingan output yang dihasilkan tiap pegawai dengan target penyelesaian yang ditetapkan oleh pihak bengkel. Target tersebut sudah melalui pertimbangan dari perhitungan output standar di pengukuran kerja yang telah dilakukan. Setelah melakukan perhitungan insentif dengan kedua metode tersebut, hasil perhitungan tersebut dibandingkan dan diberikan rekomendasi metode mana yang lebih baik diterapkan di bengkel SQ Body Repair. Hasil dari perhitungan pengukuran kerja dengan menggunakan metode Stopwatch Time Study mendapatkan waktu baku dan output standar untuk setiap proses kerja di bengkel SQ Body Repair. Perhitungan insentif dilakukan dengan cara membandingkan produktivitas karyawan dengan target yang ditetapkan bengkel. Hasil yang didapatkan dari perhitungan masing-masing metode adalah bengkel perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 5.320.000 dan Rp 5.590.000 pada minggu ke 3 dan 4 di bulan Mei dengan metode The Gantt Task and Bonus System. Sedangkan untuk metode Upah Per Potong Taylor bengkel perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 4.864.000 dan Rp 5.044.500 pada minggu ke 3 dan 4 di bulan Mei. Metode insentif yang direkomendasikan ke pihak bengkel adalah dengan metode The Gantt Task and Bonus System berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan pemilik bengkel.