Analisis Beban Kerja Mental Dengan Metode Nasa-Tlx Pada Mahasiswa Teknik Industri Universitas Brawijaya

Main Author: Lestari, Yuni Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/178703/1/YUNI%20DWI%20LESTARI%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/178703/
Daftar Isi:
  • Teknik Industri Universitas Brawijaya merupakan salah satu penyelenggara pendidikan tinggi Teknik Industri yang menjalankan kegiatan Tri Dharma Pendidikan. Salah satu Tri Dharma adalah kegiatan pendidikan yang melibatkan mahasiswa sebagai peserta didik. Mahasiswa merupakan pelajar yang mencari ilmu pada perguruan tinggi yang dianggap memiliki kematangan secara fisik dan psikologis yang lebih baik dibandingkan dengan siswa sekolah. Dalam belajar di perguruan tinggi, mahasiswa dapat mengambil beban studi lebih tinggi ataupun rendah yang dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Pengambilan sks yang lebih banyak inilah dapat mengindikasikan meningkatnya beban kerja mental. Beban ini juga dipengaruhi oleh karakter-karakter lain yang ada pada mahasiswa. Selama masa studi mahasiswa dihadapkan pada berbagai kegiatan baik akademis maupun kemahasiswaan yang dapat menimbulkan beban kerja mental yang dirasakan para mahasiswa. Maka diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pengambilan sks yang banyak dapat menimbulkan beban kerja mental yang tinggi pada mahasiswa, serta faktor manakah yang menimbulkan beban kerja mental yang tinggi pada mahasiswa. Pengukuran beban kerja mental mahasiswa dilakukan dengan metode NASA-TLX dengan enam dimensi yaitu mental demand, physical demand, temporal demand, effort, frustration level dan performance. Pada penelitian ini responden diminta untuk memberikan penilaian terkait beban kerja mental yang dirasakan selama melaksanakan kegiatan perkuliahan pada kuisioner NASA-TLX. Pengukuran beban kerja mental dengan metode NASA-TLX terdiri dari beberapa tahap diantaranya pembobotan, pemberian rating, dan perhitungan skor akhir rata-rata beban kerja mental. Setelah didapatkan skor rata-rata beban kerja mental kemudian dilakukan uji statistik dengan uji independent sample t-test untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan beban kerja mental mahasiswa berdasarkan masing-masing kategori jumlah sks yang diambil, angkatan, jenis kelamin dan keterlibatan dalam kegiatan kemahasiswaan. Selanjutnya untuk mengetahui apakah beban kerja mental yang dirasakan mahasiswa dengan sks tinggi masih dalam ambang batas normal dilakukan pengujian dengan uji one sample t-test. Kemudian dilakukan identifikasi terkait faktor manakah dari NASA-TLX yang dirasakan paling dominan mempengaruhi beban kerja mental mahasiswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan beban kerja mental mahasiswa berdasarkan jumlah sks yang diambil dan jenis kelamin mahasiswa. Sedangkan beban kerja mental mahasiswa berbeda dari faktor angkatan dan keterlibatan dalam kegiatan kemahasiswaan. Selain itu beban kerja mental mahasiswa degan jumlah sks tinggi diatas ambang batas normal. Sedangkan faktor yang paling dominan mempengaruhi beban kerja mental mahasiswa yaitu frustration level dengan nilai sebesar 21,42%. Berdasarkan hasil ini maka diperlukan evaluasi manajemen waktu belajar mahasiswa untuk mengurangi tingkat beban kerja yang dirasakan mahasiswa serta menentukan skala prioritas terkait aktivitas-aktivitas yang akan diikuti oleh mahasiswa yang bersangkutan.