Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) Pertanian Menggunakan Metode Wetland Pada Saluran Drainase Di Smpn 13 Kota Malang
Main Author: | Putra, Dwi Laksana Aji |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/178610/1/DWI%20LAKSANA%20AJI%20PUTRA%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/178610/ |
Daftar Isi:
- SMPN 13 Kota Malang merupakan salah satu sekolah yang dilewati saluran di dalamnya. Menurut kepala sekolah SMPN 13 Kota Malang beberapa permasalahan yang ada pada saluran yakni tingkat sedimentasi yang tinggi, terbukti dari pendangkalan yang ada hingga mengakibatkan banjir pada saat musim penghujan serta semakin menurunnya kualitas air pada saluran terlihat dari kondisi fisik air dalam saluran yang sangat kotor, keruh hingga berbau. Dari hasil pengujian awal kualitas air yang dilakukan di Laboratorium Air Tanah Teknik Pengairan menunjukkan bahwa terdapat beberapa parameter yang masih belum memenuhi standar baku mutu kelas II, dimana hasil pengukuran pada saluran menunjukkan parameter BOD sebesar 21,1 mg/L,COD sebesar 32 mg/L, N sebesar 11,6 mg/L, dan P sebesar 3,39 mg/L. Dengan melihat kondisi kualitas air pada saluran di SMPN 13 Malang maka diperlukan perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan menggunakan penambahan tumbuhan air atau Constructed Wetland berupa Taman Tanaman Air (TTA) dengan menggunakan proses alami dan melibatkan vegetasi serta mikroorganisme untuk mengolah limbah cair. Tujuan dilaksanakannya studi ini adalah mengetahui penyebab timbulnya limbah cair pertanian serta kandungan limbah yang terdapat pada saluran drainase serta merencanakan desain IPAL untuk mengatasi permasalahan limbah cair pertanian. Proses pengolahan air limbah menggunakan metode subsurface constructed wetland aliran horizontal dengan media tanaman teratai, melati air dan bambu air. Hal ini dipilih karena dapat mengolah limbah pertanian secara kontinyu Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan debit sebesar 541,932 L/hari, dari debit tersebut diperoleh waktu tinggal selama 24 jam 31 menit. Perhitungan luasan menggunakan metode Crites dan Tchobanoglus yang mendapatkan hasil analisis luasan wetland sebesar 1,799 m2, dalam perhitungan tersebut semakin kecil debit yang mengalir dalam wetland maka akan memperbesar waktu tinggal di dalam luasan constructed wetland. Pada pehitungan efektivitas yang dilakukan melalui perbandingan sampel inlet dan outlet wetland menunjukkan bahwa diperlukan adanya penambahan perlakuan sehingga perhitungan efektivitas untuk parameter BOD, COD, N, P dan K mengalami kenaikan. Sedangkan untuk parameter TSS dan pH mengalami penuruan efektivitas