Kesintasan, Faktor-faktor Prognostik, dan Skor Mortalitas Pasien Systemic Lupus Erythematosus di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Main Author: Hasanah, Dian
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/178413/
Daftar Isi:
  • Latar Belakang. Kesintasan pasien dan kondisi berat sebagai penyumbang mortalitas SLE belum pernah dievaluasi di RSUD Dr. Saiful Anwar. Demikian pula sedikit informasi yang tersedia tentang morbiditas dan dampak penyakit pada kualitas hidup. Mengingat SLE adalah penyakit dengan hasil klinis yang seringkali berat, dan berkaitan dengan mortalitas dan morbiditas tinggi, maka analisis kesintasan penyakit ini sangat penting untuk mengevaluasi keberhasilan terapi selama ini. Pembuatan skor prognosis yang murah dan terjangkau dengan tetap memperhatikan tingginya sensitivitas dan spesifisitas, tentunya sangat bermanfaat untuk praktek klinis di negara berkembang. Metode. Semua data rekam medis pasien yang pernah dirawat di Poli Reumatologi maupun Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar tahun 2013-2017 dicatat. Kami mendapatkan total 373 pasien SLE. Kami juga melakukan wawancara pasien SLE di Poli Reumatologi RSUD Dr. Saiful Anwar untuk melengkapi data yang tidak ditemukan dalam rekam medis. Analisis kesintasan dilakukan dengan metode Kaplan-Meier dan Life Table. Analisis prognosis dilakukan dengan analisis bivariat dan dilanjutkan dengan analisis multivariat. Setelah itu dilanjutkan dengan pembentukan rumus prognosis dan pembuatan skor prognosis. Hasil. Median usia saat pasien terdiagnosis adalah 28 tahun. Median selisih antara usia saat pasien mengalami onset hingga terdiagnosis adalah < 1 tahun dan 30% pasien terlambat dikonsulkan. Sebagian besar pasien didiagnosis SLE oleh Dokter Konsultan Reumatologi (79,1%). Terdapat 24,1% pasien yang pernah mengalami remisi, dengan median jangka waktu tercapainya remisi pertama adalah 20 bulan (1,7 tahun). Gangguan dalam kehidupan sehari-hari yang diderita pasien akibat SLE berupa kelelahan (fatigue) 82%, cuti dari sekolah/kerja 43%, dan berhenti dari pekerjaan 32,5%. Sejumlah 50% pasien pernah mengeluhkan gejala dan tanda depresi dan/atau kecemasan akibat penyakit SLE yang dideritanya. Kesintasan pasien SLE di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang untuk 1 tahun adalah 88%, untuk 5 tahun adalah 80%, dan untuk 10 tahun adalah 75%. Sebanyak 16,3% kasus rawat inap berakhir dengan kematian, di mana sebab kematian meliputi: akibat aktivitas SLE (39,2%), akibat infeksi (23,5%), serta akibat kombinasi aktivitas SLE dan infeksi (37,3%). Faktor-faktor yang menjadi risiko untuk mortalitas adalah: neuropsikiatri lupus, nefritis lupus, trombositopenia, hipertransaminase, hiperbilirubinemia, hipoalbuminemia, hiponatremia, dan perawatan di ruang intensif atas indikasi apapun. Kesimpulan. Kami telah membuat kartu skor prognosis mortalitas dan menetapkan kesintasan berdasarkan faktor-faktor prognosis tersebut.