Analisis Bahaya Kerja Dalam Instalasi Listrik Jalur Lrt Jabodebek

Main Author: Farhan, Muhamad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/178355/1/MUHAMAD%20FARHAN%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/178355/
Daftar Isi:
  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya perlindungan yang ditunjukkan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja atau perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. Light Rail Transit (LRT) adalah moda transportasi umum berbentuk kereta cepat yang konstruksinya ringan sekitar 20 ton dan bergerak dengan aliran listrik. Infrastruktur ini dimulai dari pembangunan jalur LRT Jabodebek yang mengandung listrik tegangan tinggi sebagai sumber energi. Sebagian besar LRT yang digunakan di seluruh dunia masih menggunakan sistem listrik aliran atas atau cattenary. Namun karena kesadaran pemerintah terhadap perancangan kota yang semakin membaik dalam hal keindahan kota dan juga pertimbangan biaya perawatan yang tinggi, maka sistem listrik jalur LRT Jabodebek diambil dari bawah menggunakan metode third rail atau tambahan rel konduktor. Sehingga pekerjaan instalasi listrik jalur LRT Jabodebek termasuk dalam kategori pekerjaan yang baru atau mengalami perubahan dalam proses dan prosedur. Selain itu, menurut project manager aktivitas-aktivitas pada pekerjaan tersebut memiliki tingkat potensi bahaya yang tinggi. Maka dari itu perlu dilakukan Job Hazard Analysis untuk menghilangkan atau mengurangi risiko bahaya ke tingkat level yang bisa diterima. Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data aktivitas proyek dan menguraikan data tersebut menjadi tahapan pekerjaan dari tiap aktivitas yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap project manager. Selanjutnya dari tahapan pekerjaan tersebut diidentifikasi bahaya dan risikonya yang didapatkan dari hasil wawancara terhadap pekerja lapangan secara langsung. Setelah mendapatkan potensi bahaya dan risiko, tahap selanjutnya adalah menilai risiko-risiko yang muncul berdasarkan standar AS/NZS 4360 yang dinilai oleh pihak perusahaan. Kemudian pada tahap pengendalian bahaya, dilakukan beberapa proses untuk menghilangkan atau mengurangi risiko bahaya ke tingkat level yang bisa diterima. Hasil dari penelitian ini didapatkan 44 potensi bahaya, diantaranya 26 berisiko tinggi, 13 berisiko sedang, dan lima berisiko rendah. Potensi bahaya yang tinggi bersumber dari risiko fatal dan risiko yang sering muncul. Pada penelitian ini difokuskan untuk menyelesaikan potensi bahaya tinggi yang sering muncul yaitu tersengat listrik. Untuk memitigasi risiko tersebut, penulis memberi rekomendasi pengendalian bahaya dengan cara menambahkan konsep Lockout Tagout (LOTO) yang berguna untuk memutus energi berbahaya dalam hal ini listrik terhadap pekerja. Namun sistem LOTO dirasa tidak cukup dikarenakan masih ada kemungkinan error seperti, lupa atau bahkan malas untuk memasang gembok dan label pada circuit breaker. Maka dari itu perlu adanya konsep yang dapat meminimalisir error tersebut dengan menambahkan konsep poka yoke. Konsep poka yoke bertujuan untuk memastikan apakah sejumlah langkah proses tertentu telah dilakukan. Sehingga penulis memberikan saran untuk memodifikasi gembok LOTO dengan menambahkan fitur fingerprint. Fitur ini berfungsi sebagai alat absensi para pekerja. Tujuan dari penambahan fitur ini agar pekerja memiliki rasa tanggung jawab dan tidak lupa untuk menggembok circuit breaker karena psikologis pekerja cenderung lebih patuh jika suatu langkah proses dihubungkan dengan daftar kehadiran. Selain itu, dengan penambahan fitur tersebut diharapkan dapat mengubah perilaku pekerja agar terbiasa selalu disiplin dalam hal apapun, terkhusus dalam urusan keselamatan.