Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Harga Diri dan Beban Keluarga Penderita Retardasi Mental di Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon Kabupaten
Main Author: | -, Hartatik |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/178341/1/Hartatik.pdf http://repository.ub.ac.id/178341/ |
Daftar Isi:
- Retardasi mental merupakan salah satu kecacatan berupa penyimpangan perkembangan intelektual. Kondisi kilinis ini ditandai dengan penurunan kemampuan kognitif, bahasa dan motorik serta sosial. Kejadian tertinggi retardasi mental terdapat di negara-negara berkembang dengan jumlah 2,3%. Sebanyak 8,3 % juta jiwa dari populasi jumlah penduduk di Indonesia sekitar 250 juta jiwa mengalami retardasi mental. Tingkatanr etardasi mental di Jawa Timur pada tahun 2013-2014 adalah sejumlah 6633 kasus dari estimasi jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, terdiri dari retardasi mental ringan 3994 kasus dan retardasi mental sedang 2639 kasus. Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu desa yang disebut sebagai “kampung idiot” karena banyak warganya yang mengalami retardasi mental dan kecacatan lainnya. Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon sebanyak 138 orang atau mencapai 2,4% dari jumlah penduduk desa tahun 2018 sebanyak 5791 penduduk. Fenomena tingginya kasus retardasi mental di desa Sidoharjo terjadi cukup lama dari tahun 1970. Retardasi mental dapat memberi dampak psikologis baik bagi individu, masyarakat maupun keluarga. Dampak bagi keluarga adalah syok, penyangkalan, penolakan dan kecenderungan menyembunyikan penderita retardasi mental (PRM) dan peningkatan beban keluarga dalam merawat. Masalah yang banyak ditemukan pada keluarga yang merawat PRM adalah harga diri rendah dan beban keluarga. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi stres, efikasi diri dan stigma diri dan faktor eksternal adalah stigma publik dan dukungan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan harga diri dan beban keluarga penderita retardasi mental. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mengukur variabel risiko yaitu stres, efikasi diri, stigma diri, stigma publik dan dukungan sosial. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 58 keluarga. Lokasi penelitian dilakukan dirumah masing masing responden. Prosedur analisis data pada penelitian ini adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan koefisien kontingensi, somer’d dan spearman rank, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda pada variabel harga diri, sedangkan variabel beban keluarga menggunakan regresi logistik ordinal. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara efikasi diri dengan harga diri dan beban, ada hubungan bermakna stigma diri dengan harga diri dan beban, ada hubungan bermakna stres dengan harga diri dan beban, ada hubungan bermakna dukungan sosial dengan diri dan beban, ada hubungan bermakna stigma publik dengan harga diri, namun tidak ada hubungan stigma publik dengan beban. Faktor yang paling berhubungan dengan harga diri dan beban pada keluarga penderita retardasi mental (PRM) adalah stigma diri. Stigma diri berdampak pada harga diri seseorang. Harga diri terkait stigma diri mengarah pada ketidakmampuan penderita dan tingkah laku yang aneh. Selain beban ekonomi dan material, pengasuh orang dengan penyakit mental terpapar pada tantangan psikososial. Stigma diri dipengaruhi juga oleh data demografi responden, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Sebagian besar penelitian di desa Sidoharjo ini adalah seorang perempuan dengan umur rata-rata 40 tahun, pendidikan sebagian besar adalah SD dan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Salah satu faktor yang mempengaruhi stigma diri adalah pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan akan mempengaruhi wawasan seseorang terkait pengetahuan. Responden dengan stigma diri yang tinggi terjadi karena wawasan yang kurang terkait penyakitnya, studi ini didapatkan hasil yang signifikan bahwa stigma diri berhubungan dengan pekerjaan dan harga diri. Faktor yang paling berhubungan dengan beban adalah stigma diri. Stigma diri adalah salah satu tantangan psikologis yang dapat diperburuk oleh faktor intrinsik dan atau ekstrinsik. Stigma diri pengasuh dapat berpengaruh negatif terhadap proses perawatan. Masalah yang berkaitan dengan stigma tidak hanya mempengaruhi orang yang menderita penyakit mental tetapi juga keluarga. Keluarga sebagai tempat bergantung dari sisi ekonomi dan perawatan sehari-hari, dan dengan tidak adanya perawatan kesehatan dan sosial yang memadai, terutama dalam domain kehidupan seperti keuangan, hubungan keluarga, kesejahteraan dan kesehatan, anggota keluarga mengatasi beban pengasuh yang sangat besar. Saran peneliti meliputi, membentuk swadaya bantu pada masyarakat untuk mengurangi beban, yaitu mengaktifkan dan mengembangkan forum sidowayah bangkit (FSB) dan peran tenaga kesehatan seperti dokter, perawat dan bidan adalah melakukan pelayanan melalui posyandu lansia maupun balita dengan pendekatan aspek psikologis terutama keluarga yang hidup dengan penderita retardasi mental (PRM). Diharapkan dari penelitian ini, dinas kesehatan membuat program untuk mengurangi stigma publik sehingga mengurangi adanya stigma diri keluarga dan bagian pedidikan akademik dapat menjadikan tempat penelitian di desa ini dan 4 desa yang memiliki label yang sama dengan desa Sidoharjo, sebagai tempat praktik keperawatan jiwa maupun komunitas. Institusi pendidikan dapat mengembangkan buku tentang peran keluarga dalam meningkatkan harga diri dan menurunkan beban keluarga. Peneliti selanjutnya dapat menerapkan Family Psico Edukasi pada keluarga Penderita Retardasi Mental (PRM), Social Health Grup (SHG) di desa Sidoharjo Kecamatan Jambon, dapat meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi stigma diri anggota keluarga penderita retardasi mental dan dapat meneliti kendala yang dihadapi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan dalam proses keperawatan bagi penderita retardasi mental di kampung tersebu dengan metode secara kualitatif