Analisis Laju Korosi Dan Ketebalan Lapisan Pada Lapisan Kitosan Dengan Variasi Konsentrasi Kitosan Pada Stainless Steel 304 Dengan Metode Pelapisan Elektrodeposisi
Main Author: | Akbar, Fathoni |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/178335/1/FATHONI%20AKBAR%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/178335/ |
Daftar Isi:
- Kemasan makanan terbuat dari logam yang berbeda-beda, antara lain tinplate, aluminium, dan stainless steel. Stainless steel 304 merupakan baja tahan karat tipe austenitik yang dapat digunakan sebagai pengemas makanan karena memiliki lapisan pelindung dan tahan terhadap bakteri. Bahan makanan mengandung asam, pemanis, pewarna dan bahan tambahan lainnya. Sukrosa merupakan salah satu bahan additif yang selain digunakan sebagai perasa juga digunakan sebagai bahan pengawet makanan dengan cara mengurangi water activity (aw), sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu faktor terjadinya korosi adalah bakteri, sehingga dapat terjadinya korosi internal pada kaleng makanan yang mana lapisan dalam kaleng makanan tercampur dengan isi makanannya. Untuk mengantisipasi korosi internal diperlukan material dan lapisan yang lebih baik. Salah satu metode coating atau pelapisan adalah elektrodeposisi. Pelapis yang digunakan untuk melapisi logam dengan proses elektrodeposisi adalah kitosan. Kitosan merupakan hasil dari deasetilasi kitin, yang mana kitin berasal dari kelompok curstacea seperti kepiting ,udang dan lobster. Penelitian ini meneliti analisis laju korosi dan ketebalan lapisan kitosan pada stainless steel 304 dengan variasi konsentrasi kitosan menggunakan metode pelapisan elektrodeposisi. Variasi konsentrasi kitosan yang digunakan adalah 0.1 wt%, 0.2 wt%, 0.3 wt%, 0.4 wt%, dan 0.5 wt%, waktu dan tegangan yang digunakan konstan yaitu sebesar 10 menit dan 10 volt. Bubuk kitosan dilarutkan dengan asam asetat dan aquades hingga volume larutan 100 ml, lalu stainless steel 304 bertindak sebagai katoda dihubungkan pada kutub negatif dan batang karbon bertindak sebagai anoda dihubungkan pada kutub positif. Setelah dilakukan pelapisan, dilakukan uji ketebalan menggunakan coating thickness gauge TT260, lalu dilakukan penimbangan menggunakan timbangan elektrik Mettler Toledo untuk mengetahui penambahan berat spesimen antara sebelum dan sesudah pelapisan untuk didapatkan kepadatan spesimen dengan dibagi dengan volume lapisan (p x l x t) yang mana tinggi lapisan didapat dari hasil ketebalan, uji laju korosi menggunakan Autolab PGSTAT 204 N, foto SEM menggunakan Phenom G2 Pro, dan uji FTIR untuk mengetahui gugus fungsi kitosan. Hasil pengujian ini didapat bahwa ketebalan lapisan tertinggi dan laju korosi terendah ada pada spesimen dengan konsentrasi kitosan 0.5 wt% sebesar 85.56 μm ± 4.67 dan 0.04660 mm/year. Sedangkan ketebalan lapisan terendah dan laju korosi tertinggi ada pada spesimen dengan konsentrasi kitosan 0.1 wt% sebesar 67.28 μm ± 0.82 dan 0.1166 mm/year. Hal tersebut karena semakin tinggi konsentrasi kitosan maka akan semakin banyak NH3+ yang menempel pada spesimen, lalu terjadi reduksi sehingga membentuk lapisan Chit-NH2